GenPI.co Jatim - United Nations Children's Fund (UNICEF) mengapresiasi sejumlah sekolah swasta di Surabaya yang telah mengisi waktu menunggu kelulusan dengan kegiatan pendukung terwujudnya kota layak anak.
Chief of Java Field Office UNICEF Indonesia Tubagus Arie Rukmantara menyebutnya sebagai tradisi baik.
“Kegiatan seperti kompetisi olahraga, seni dan musik, class-meeting serta kampanye sadar jender, aman berinternet dan pelatihan anti-perudungan merupakan inisiatif yang tepat dalam mempersiapkan lulusan SD dan SMP di Surabaya," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (14/6).
Pria yang juga mengepalai perwakilan UNICEF di Jawa dan Bali itu menyampaikan, langkah tesebut telah sesuai dengan visi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat HUT ke-730 Kota Surabaya pada 31 Mei 2023.
Eri dalam pidatonya menegaskan bahwa tujuan Surabaya adalah menjadi Kota Global, Maju, Humanis dan Berkelanjutan.
Pemkot Surabaya menggandeng UNICEF untuk mendaftarkan diri sebagai anggota Child-Friendly City Initiative atau CFCI atau Kota Layak Anak Dunia.
“Ada contoh baik seperti dilakukan SMP Santa Maria Surabaya berinisiatif mengadakan pelatihan Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) atau kursus pencegahan kekerasan di ranah daring bagi anak untuk seluruh siswa-siswinya yang akan lulus," katanya.
"Harapannya mereka akan lebih mampu melindungi diri dalam berinteraksi di dunia maya dan bijak menggunakan media sosial," imbuhnya.
Menurutnya, ini penting karena 95 persen anak usia 12-17 tahun di Indonesia mengakses internet minimal dua kali sehari.
Penggunaan internet tentunya sangat berisiko bila tidak hati-hati.
Dia menyampaikan, ada satu di antara 5 anak menemukan konten dewasa secara tidak sengaja melalui iklan internet, media sosial, dan mesin pencari.
"Sedangkan satu di antara tiga anak Indonesia pernah mengirimkan data pribadi mereka ke orang yang belum pernah mereka temui secara langsung. Apabila literasi digital dan kecakapan bermedia sosial tidak ditingkatkan, internet malah akan jadi ruang berbahaya bagi keamanan anak-anak Surabaya,” kata Arie.
Pihaknya mengapresiasi video yang dibuat siswa-siswa Santa Maria Surabaya. Konten tersebut sangat bagus karena tersirat pesan anti-perudungan.
“Kemampuan anak-anak membuat konten positif, akan membuat internet dan media sosial kita semakin positif. Tidak perlu menunggu dewasa dan berkuasa untuk mengubah dunia, mulai dari anak-anak Surabaya yang terus membuat konten positif, maka dunia maya akan lebih aman untuk anak kita semua,” tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News