Desa Devisa Era Khofifah Makin Moncer, DPRD Jatim Beri Apresiasi

24 November 2023 13:15

GenPI.co Jatim - Perekonomian desa di Jawa Timur terus menggeliat pada era Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Hal itu terbukti dari Gebyar Ekspor Jatim Berdaya (GEJB) 2023 di Bumimoro, Surabaya, Rabu (22/11).

GEJB menjadi ajang bagi para pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) di Jatim untuk mempromosikan produknya ke pasar ekspor.

BACA JUGA:  Hasil Survei ARCI: Elektabilitas Cak Fauzi Meroket, Tempel Ketat Khofifah dan Emil

Dalam kesempatan itu juga, Khofifah juga meresmikan Desa Devisa Gula Aren dan Jahe di Kabupaten Pacitan yang bekerja sama dengan LPEI. 

BACA JUGA:  Khofifah Melarang Koperasi Sekolah Jual Seragam, Awas Jangan Melanggar

Selain itu, dia juga meresmikan Desa Pendulum Devisa Olahan Bawang Goreng di Kabupaten Probolinggo yang bekerja sama dengan Bank Jatim.

"Peresmian desa devisa dan desa pendulum devisa ini sangat spesial karena membuktikan bahwa pelaku usaha kita makin maju dan siap naik kelas memasuki pasar global," kata Khofifah. 

BACA JUGA:  DPRD Jatim Apresiasi Prestasi Khofifah Raih Bhumandala Awards 2023

Dia menjelaskan pertumbuhan desa devisa dan desa pendulum devisa di Jatim sangat pesat. Saat ini, jumlah desa devisa di Jatim merupakan yang terbanyak di Indonesia.

Pada akhir 2022, desa devisa berjumlah 64.  Pada 2023, ditargetkan ada penambahan sebesar 50 desa. Namun, berkat sinergitas dan kolaborasi yang baik antara pemprov Jatim, pemkab/pemkot, LPEI, Bank Jatim serta pelaku usaha, target tersebut telah terlampaui. 

"Alhamdulillah saat ini telah terbentuk total 149 Desa Devisa dan 8 Desa Pendulum Devisa di Jawa Timur. Ini sangat membanggakan. Semoga bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional," tegasnya.

Khofifah menegaskan potensi Desa Devisa Jatim untuk terus mengembangkan potensi produk ekspor melalui basis kemasyarakatan atau communal branding sangat besar. 

Bahkan, dia sendiri sudah blusukan ke sejumlah lokasi desa devisa di Jatim dan melihat geliatnya yang sangat besar.

"Saya termasuk yang blusukan untuk mencari Desa Devisa, jumlahnya di Jatim ini yang terbanyak di Indonesia dan blusukan ini membuahkan hasil. Dari ketekunan luar biasa, sampailah kita menemukan testimoni dari Desa Devisa yang menunjukkan bahwa ekspor itu mudah," ungkapnya. 

Khofifah juga berharap Desa Devisa bisa menjadi objek wisata yang mempererat semangat Bhinneka Tunggal Ika melalui kecintaan terhadap kearifan lokal.  “Kalau kekayaan ini kita rawat, ini menjadi perekat bangsa. kearifan yang dimiliki bangsa dan membangun kebersamaan adalah sesuatu yang dibutuhkan hari ini dan di kemudian hari," tuturnya.

Dia mencontohkan Batik Gedog asal Tuban yang merupakan Batik tertua di Indonesia dan dibuat dari 100 persen katun asli yang mereka tanam. 

Menurutnya, motif batik ini penuh filosofi dan tidak bisa hanya dipakai, tetapi juga harus dipamerkan.

Dengan tumbuhnya desa devisa dan desa pendulum devisa di Jatim, Khofifah optimistis kinerja ekspor Jatim akan terus tumbuh dari tahun ke tahun. 

Sebab, Jatim berkontribusi signifikan terhadap kinerja ekspor nasional dengan jumlah 8,43 persen pada Januari-September 2023. 

"Jatim berada pada urutan ketiga sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap capaian kinerja ekspor nasional," ucapnya.

Khofifah melanjutkan Jatim saat ini memiliki tujuan  ekspor utama di antaranya Amerika Serikat, Jepang, dan China. 

Komoditas utama ekspor Jawa Timur pada September 2023 di antaranya adalah perhiasan, lemak & minyak hewan/nabati, kayu, dan produk kreasi kayu, ikan, krustasea dan moluska, bahan kimia organik, dan tembaga. 

"Komitmen kita bersama adalah terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produk lokal kita sehingga bisa terus memperluas market di pasar global," pungkasnya.

Sementara itu, Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Noer Soetjipto mengatakan program desa devisa dan desa pendulum devisa yang digagas Gubernur Jawa Timur merupakan sebagai upaya Pemprov untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. 

“Di Era Ibu Gubernur Khofifah ini, Desa Devisa merangsang sejumlah daerah untuk terus mengembangkan potensinya agar para pelaku UMKM di setiap desa mampu untuk menjadikan produknya sebagai kualitas ekspor dan penghasil devisa,” jelas politisi Gerindra itu, Kamis (23/11).

Menurut dia, tidak semua daerah bisa menjadi daerah devisa mengingat harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus dilalui. 

Penetapan Desa Devisa, katanya, berdasar parameter kajian yang disusun oleh IPB. Aspek kajiannya, meliputi keunikan produk, potensi pasar, spesifikasi dan kualitas produk, proses produksi, kapabilitas finansial, potensi desa, manajemen bisnis dan infrastruktur.

"Bentuk pendampingan desa devisa oleh Pemprov Jatim mampu menjadi motor bagi penyediaan sarana produksi, dalam rangka peningkatan kapasitas sehingga siap ekspor secara mandiri," jelas Wakil Rakyat Dapil Pacitan, Trenggalek, Magetan, Ngawi dan Ponorogo ini.

Noer Soetjipto mencontohkan desa devisa di Pacitan sebagai penghasil gula aren dan jahe yang berhasil produksinya menembus pasar ekspor. Di sana, sambungnya, gula aren dan jahe gajah dari Desa Punjung, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jatim, tengah berupaya membidik pasar ekspor. 

Terkait hal tersebut, desa penghasil gula aren dan jahe gajah di Kabupaten Pacitan, mendapatkan pendampingan sebagai Desa Devisa.

Menurutnya, program pelatihan yang terintegrasi ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan para petani baik dari aspek produksi, manajemen maupun tata cara ekspor. 

Dengan demikian, diharapkan dapat meningkat kapasitas produksi maupun kualitas komoditasnya, sehingga mampu meningkatkan daya saing produk di pasar global.

Menurutnya, Desa Devisa Jahe Gajah Pacitan ini, lanjutnya menaungi hampir 11.100 orang petani yang berasal dari 36 desa di beberapa kawasan yaitu Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Arjosari, Punung, Bandar, Tegalombo, Nawangan, Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. 

Dalam pengembangan Desa Devisa Jahe Gajah Pacitan, LPEI bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang merupakan lembaga pendamping sekaligus penjamin hasil panen para petani dari Desa Devisa Jahe Gajah Pacitan. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM