Ahli Biomolekular Unair Jelaskan 4 Mutasi Covid-19, Simak Ya

09 Juni 2021 00:00

Jatim.GenPI.co - Ahli Biomolekular Unair Surabaya Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menjelaskan proses terjadinya empat mutasi atau varian baru virus Covid-19 di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, mutasi atau varian Covid-19 tersebut meliputi varian Afrika Selatan, Inggris, India, dan Amerika Serikat.

BACA JUGA: Menkes Pesan ke Warga Surabaya dan Madura, ini Katanya

"Virus SarCov-2 atau yang kita kenal sebagai virus corona atau Covid-19 merupakan virus berbasis RNA yang bersifat single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami mutasi," kata Prof. Nyoman di Surabaya, Selasa (8/6) kemarin.

Wakil Rektor Unair Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development itu mengatakan terdapat empat macam protein struktural pada Sars-Cov2 yang salah satunya berperan penting pada pengikatan virus dengan sel inang manusia, yaitu protein spike.

Tiga protein struktural lainnya adalah protein membran, envelope, dan nucleoprotein.

Protein spike merupakan jenis yang paling menjadi perhatian saat virus bermutasi.

Karena memiliki Receptor Binding Domain (RBD) yang berperan mengikat ACE2 pada sel inang manusia.

"Karena virus ini merupakan RNA virus, maka mudah beradaptasi untuk tetap terus hidup. Setiap usaha untuk meningkatkan kemampuan menempel di sel inang itulah virus melakukan mutasi dengan mengubah urutan basa nukleotida pada kodon penyandi asam amino, sehingga terjadi perubahan asam amino yang berdampak pada perubahan interaksi antara virus dan sel inangnya," katanya.

"Harapan kita mutasi melemahkan daya infeksi virus namun sampai saat ini mutasi pada virus SarsCov-2 justru meningkatkan infectivitasnya," ujar Prof. Nyoman yang juga salah satu peneliti dan pengembang Vaksin Merah Putih Unair itu menambahkan.

Protein spike Virus SarCov-2 ini memiliki 1.273 asam amino, dengan rentang lokasi asam amino sekitar 300-570 merupakan daerah RBD yang berperan menempel di sel inang.

Lalu bagian spike lain yang juga penting adalah Furin Cleavage Site (FCS) di rentang lokasi sekitar 670-690.

Daerah FCS merupakan daerah yang dikenali furin sel manusia yang memotong bagian di antara S1 dan S2 spike, dan memudahkan genetik material sel virus masuk ke dalam sel inangnya.

"Karena ada dua daerah di spike yang berfungsi mengikat ACE2 dan melepaskan genetic material virus ke sel inang, maka infeksi bisa terjadi. Kita berfokus pada dua daerah itu karena kedua tempat itulah merupakan kunci utama proses infeksi dan menjadi perhatian jika terjadi perubahan asam amino karena mutasi," tuturnya

Penelitian yang dilakukan tim Unair, Nyoman menyampaikan bahwa perubahan asam amino dari Aspartan D menjadi Glisin (G) pada lokasi 614 di triwulan pertama 2020.

Mutasi saat ini sudah mencapai sudah mencapai 98 persen dari global infected persen, maka asumsi peneliti, point mutation tersebut yang memicu percepatan munculnya varian-varian baru.

Dimana saat ini yang sudah mencapai enam varian memasuki semester pertama 2021.

"Kalau ada mutasi di daerah RBD dan atau FCS yang menyebabkan interaksi antara virus dan sel inang manusia semakin kuat, maka infectivitas akan juga semakin meningkat. Namun dampak mutasi terhadap peningkatan keganasan atau kematian belum dapat dibuktikan," ujarnya.

BACA JUGA: Menkes Tinjau Penyekatan Disertai Antigen di Suramadu

Ia menegaskan bahwa mutasi tersebut adalah bentuk adaptif dari COVID-19 untuk semakin bertahan.

"Oleh karena itu, masyarakat harus tetap menaati protokol kesehatan walau sudah divaksin selama herd immunity belum tercapai," katanya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM