Jatim.GenPI.co - Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengingatkan Pemkot Surabaya untuk tetap waspada.
Ia menyebut kasus Covid-19 di Surabaya belum menunjukkan angka penurunan. Meskipun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diakuinya telah dapat menekan angka tambahan kasus.
BACA JUGA: Hari ini Ibu Hamil Surabaya Divaksin, Berikut Kriterianya
Tren laju penambahan pasien Covid-19 akan menunjukkan stagnan dalam beberapa hari ke depan.
"Itu stagnan prediksinya. Setelah tanggal 18 Agustus itu stagnan," ujarnya disela FGD bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (18/8).
Prediksinya, tambahan kasus dalam sehari rata-rata akan ada penambahan sekitar 270 pasien. Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung sampai habis Bulan Agustus.
Namun, Windhu mengingatkan kondisi stagnan tersebut belum menunjukkan tren bagus. Karena bisa diikuti lonjakan sewaktu-waktu.
"Ini tidak bagus. Seharusnya turun. Banyak wilayah kalau kondisinya stagnan itu bisa tinggi lagi nanti," tegasnya.
Selain itu, prediksi Windhu juga diberikan terkait dengan angka kematian yang masih bisa meningkat.
"Kasus meninggal di Surabaya sedikit saja di atas nasional, tetapi tinggi sekali di atas global. Ini prediksi dan jangan sampai menjadi kenyataan. Ini harus turun," terangnya.
Pihaknya menyarankan Pemkot Surabaya melakukan investigasi dan audit medis secara menyeluruh terkait penyebab kematian yang masih tinggi.
BACA JUGA: Supaya Tidak Membandel, Warga Isoman di Kota Kediri Dievakuasi
Saat in angka kematian di Kota Surabaya masih tercatat sebesar 3,70 persen.
"Orang boleh saja ketularan, meski kalau bisa jangan. Kematian ini harus benar-benar dicegah," kata Windhu. (jpnn/genpi)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News