Heboh! Guru Besar Unair Sebut Negara Eropa Pesan Vaksin Nusantara

26 Agustus 2021 17:30

Jatim.GenPI.co - Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Prof Chairul Anwar Nidom belum lama ini mengungkapkan fakta mengejutkan tentang vaksin Nusantara.

Vaksin yang berbasis sel dendritik dari Indonesia itu sudah menarik minat Pemerintah Turki untuk mendatangkannya.

"Yang jelas, memang luar negeri sudah ada yang minat. Saya dapat informasi dari Dokter Terawan Agus Putranto (penggagas vaksin Nusantara) bahwa ada keinginan dari negara Turki membeli vaksin Nusantara," ujarnya melaluui sambungan telepon Rabu (26/8).

BACA JUGA:  Ahli Biologi Molekuler Soal Vaksin Nusantara, Ini Penjelasannya..

Sebelumnya dalam dialog di kanal Youtube Siti Fadilah, Nidhom mengungkapkan, vaksin Nusantara dipesan Turki sebanyak 5,2 juta dosis.

"Pada acara tersebut saya sampaikan bahwa untuk tindak lanjutnya apakah nanti akan dikelola G to G (antarpemerintah) atau antar-business to business (transaksi bisnis), saya enggak tahu," katanya.

BACA JUGA:  Peneliti Vaksin Merah Putih Girang PT BIOS Dapat Sertifikat BPOM

Pemerintah Turki, kata dia, sudah menawarkan untuk melakukan uji klinik fase 3 di tempat mereka.

Menurutnya, vaksin Nusantara ini menarik minat negara Turki karena dari aspek risiko toksisitas (keracunan), dan sosial agama tidak ada masalah.

BACA JUGA:  Perdana, Vaksin Moderna untuk Umum di Surabaya

"Jadi kalau dia bisa menangkap itu, paling tidak negara Islam akan di-cover sama Turki," kata dia.

Sejauh ini pengamatan sains pada uji klinik fase 1 dan 2 para relawan tidak ditemukan masalah.

"Perbedaannya, vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi, sementara vaksin yang konvensional ini akan terjadi inflamasi," tegasnya.

Inflamasi tersebut yakni kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Vaksin Nusantara, kata Nidom, tidak membawa dampak pada yang disuntikkan.

"Vaksin konvensional yang saya maksud adalah yang berbasis inactivated virus (virus yang dimatikan) maupun platform mRNA. Teknologi memasukkan sesuatu ke dalam tubuh seseorang dengan bahan asing itu adalah konvensional," bebernya.

Nidom mengeklaim vaksin Nusantara ini menggunakan teknologi baru. Sel dendritik di vaksin Nusantara dilakukan dengan cara mengeluarkan 'mesin' di dalam tubuh untuk diolah di luar tubuh.

Setelah aktif dimasukkan kembali ke dalam tubuh penerima manfaat. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM