Jatim.GenPI.co - Beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur tengah menyiapkan pembelajaran tatap muka.
Surabaya misalnya, setidaknya ada 10 sekolah jenjang SMA yang bersiap membuka sekolah. Situbondo bahkan sudah mulai belajar tatap muka secara terbatas.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara perihal sekolah tatap muka tersebut.
Mantan menteri sosial itu memperbolehkan satuan pendidikan di daerah dengan level 3 dan 2 untuk memulainya.
Pun demikian, ia mengingatkan agar kesiapan sekolah dicek kembali sudah terpenuhi atau belum syarat membuka sekolah.
"Pastikan guru dan tenaga kependidikannya sudah divaksin, unit pendidikan sudah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 kabupaten/kota setempat, dan izin orang tua/wali siswa," ujarnya, Jumat (27/8).
Ia juga mengingatkan untuk membentuk Satgas Covid-19 di masing-masing satuan pendidikan. Tujuannya untuk mengedukasi protokol kesehatan (prokes).
Sekaligus sebagai pengawas internal terkait penerapan pembelajaran tatap muka.
Sedangkan untuk satuan pendidikan menggelar pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen untuk SMA dan SMK.
Kemudian SLB maksimal 62 persen sampai 100 persen dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal lima siswa didik per kelas.
Ia juga menyarankan pembelajaran tatap muka terbatas diatur jadwalnya secara bergantian dengan durasi paliang lama 4 jam per hari. Satu jam pelajaran dilangsungkan 30 menit.
Siswa hanya diperkenankan mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas paling banyak dua kali dalam seminggu.
Khofifah meminta bupati/wali kota di wilayahnya untuk memprioritaskan vaksin terhadap siswa. Menurutnya, penting untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Bupati dan wali kota harus prioritaskan vaksin untuk siswa, khususnya SMA/SMK/Aliyah," kata dia. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News