Jatim.GenPI.co - Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono menyoroti rendahnya pembangunan berbasis gender dan minimnhya angka siswa berprestasi.
"Pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Surabaya masih berada pada urutan ke-9 di Jawa Timur dan mengalami penurunan dibanding tahun 2019," ujarnya, Minggu (29/8).
Dirinya meminta pemkot lebih memperhatikan program dan anggaran pembangunan tahunan lebih memperhatikan kesetaraan gender.
Seperti aksesibilitas perempuan dalam memperoleh beasiswa, pelatihan kerja, informasi kerja, maupun permodalan usaha.
Ia mengakui, kesetaraan gender di Surabaya belum menjadi isu yang diprioritaskan dalam pembasan pembangunan jangka pendek dan menengah.
Padahal, pembangunan pada masalah gender merupakan unsur yang penting. Terlebih dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi pengelolaan pengeluaran publik.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya menunjukkan bahwa pencapaian pembangunan gender belum stabil menuju ke arah membaik dalam 4 tahun terakhir.
Artinya, program pemerintah yang berpedoman pada pembangunan gender belum memberikan hasil baik untuk peningkatan kapabilitas perempuan.
"Maka, upaya maksimal perlu dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan," katanya.
Ia mengusulkan adanya kualitas pendidikan di Surabaya untuk menunjang pembangunan gender.
"Saat ini siswa yang berprestasi di bidang akademik dan non-akademik di Surabaya kurang dari 2 persen dari total siswa PAUD sampai SMP," kata dia.
Karenanya, pihaknya mendorong pemkot untuk memperbanyak program peningkatan pengembangan soft skill dan hard skill bagi siswa. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News