Jatim.GenPI.co - Pemkot Surabaya mendapat lampu hijau untuk membuka sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Namun, pemkot tidak serta merta akan membuka kembali sekolah. Bakal ada asesmen di tiap sekolah untuk jenjang SD-SMP sebelum memulai sekolah tatap muka.
Tahap ini dilakukan guna melihat kesiapan sekolah secara menyeluruh terutama protokol kesehatan (prokes), seperti tersedianya wastafel, hand sanitizer, dan thermogun.
Satgas Covid-19 Surabaya akan diterjunkan guna mengecek fasilitas tersebut.
"Wastafel ada, tapi airnya gak ada. Jangan dibuka dulu (sekolah)," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Senin (30/8).
Tidak hanya itu, Eri juga menginstruksikan untuk mengcek Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sudah sesuai laporan atau belum.
Pemerintah baru memperrbolehkan PTM secara terbatas, dengan pembatasan pada jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas.
"InsyaAllah masih lihat 25 persen. Nanti ke 50 persen," jelasnya mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Eri tak ingin gegabah memulai pendidikan secara tatap muka. Terpenting, kata dia, faktor kesehatan dan keselamatan dari tenaga pendidik dan siswa.
"Ojo kesusu (jangan keburu-buru). Ternyata nanti habis (sekolah) buka gak jalan kabeh (semua) yo gak apik (baik)," ujarnya.
Saat ini Pemkot tengah melakukan assesment ulang. Untuk sekolah yang memenuhi syarat, maka bisa dibuka.
Sehingga tidak semua sekolah nantinya bisa membuka pelaksanakan secara tatap muka. Itu semua kembali bergantung pada hasil asesmen.
"Asesmen kemarin berjalan. Yang sudah lulus ya buka tapi dicek lagi. Gak semua sekolah. Kalo asesmen gnggak lulus gimana?," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News