Jatim.GenPI.co - Penerimaan tahun ajaran baru menyisakan sejumlah catatan, salah satunya jumlah siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta yang menurun.
Sekretaris SMK Swasta se-Surabaya Yosi mengatakan, sebenarnya jumlah siswa sekolah SMK Swasta beravariasi. Ada yang turun dan sebagian lainnya naik.
"Tapi secara umum penurunan sekitar 10-20 persen, dan penurunan tersebut bisa jadi bervariasi permasalahannya," ujarnya, Jumat (3/9).
Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah siswa di sekolah. "Selain faktor biaya, bisa jadi mutu sekolah jadi penyebab penurunan tersebut," kata dia.
Yosi mengakui, dampak pandemi Covid-19 berdampak juga pada sekolah terutama SMK swasta.
Banyak sekolah, kata dia, mengeluhkan tentang bantuan dari pemerintah daerah terutama bagi SMK Swasta.
"Ada beberapa sekolah yang menurunkan biaya sekolah, tapi masih juga kesulitan menggaet siswa baru," katanya.
Pun demikian, Yosi memastikan tidak ada sekolah SMK swasta yang gulung tikar.
Meski menurut Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dapodik Kemendikbud) di Surabaya ada 95 SMK swasta yang mengalami penurunan siswa.
"Hanya saja dari jumlah tersebut yang kekurangan siswa karena total siswa kelas X-XII yang kurang dari 60 siswa sekitar 10 SMK," katanya.
Anggota DPRD Kota Surabaya Baktiono meminta Pemkot Surabaya bisa mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan memberikan beasiswa bagi siswa.
"Melihat kondisi ini, saya sangat prihatin. Harus segera ada intervensi dari Pemkot Surabaya," ujarnya.
Ia berpesan, jangan sampai masalah SMK swasta ini berdampak pada usia sekolah siswa terganggu. Wajib belajar 12 tahun harus tetap didapatkan anak-anak Surabaya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News