Jatim.GenPI.co - Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan temuan kasus varian Covid-19 baru di Kolombia yang diberi kode MU B1621.
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk waspada.
Kendati hingga saat ini WHO juga belum merilis risiko penularan Covid-19 varian baru tersebut.
"Sampai saat ini memang belum ditemukan varian MU dari hasil Whole Genum Sequencing (WGS) isolat Indonesia. Akan tetapi, masyarakat dan pemerintah perlu mewaspadainya akan penularan dan tingkat risiko Covid-19," ujarnya mengutip Ngopibareng.id, Rabu (8/9).
Laura menyarankan pemerintah melakukan pencegahan masuknya varian baru tersebut, dengan memperketat lalu lintas antarnegara.
“Untuk kasus varian MU yang ditemukan saat ini di dunia belum melebihi varian Delta. Walau pun MU sudah dinyatakan sebagai Varian of Interest (VOI) oleh WHO," ungkapnya.
"Dan masih diselidiki, apakah karakteristik dari MU ini bisa escape dari antibodi hasil vaksin atau tidak,” imbuhnya.
Meski baru, Laura mengungkapkan, penanganan varian MU ini masih sama dengan yang sebelumnya. Yakni penerapan protokol kesehatan (prokes), seperti menggunakan masker, jaga jarak, mencuci tangan, dan menunda bepergian untuk sementara waktu.
Anggota Satgas Covid-19 RS Unair Surabaya, Wiwin Is Effendi menggolongkan virus Covid-19 menjadi tiga.
Di antaranya, golongan VOI, Varian of Concern (VOC), dan Varian of High Consequence (VOHC).
"Golongan VOC ini sudah dianggap sebagai virus yang mengancam, seperti halnya Covid-19 varian Delta dan Lamda," kata Wiwin.
Sedangkan untuk Covid-19 yang masuk golongan VOI, masih masuk dalam penelitian para ahli, terkait seberapa bahayanya virus tersebut.
“Nah yang varian MU itu kan baru ya, sekitar 30 Agustus 2021. Kalau ini sifatnya masih VOI, sejauh ini masih bisa ditangkal dengan vaksin,” kata dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News