HMI Bertanggung Jawab Penuh Atas Peristiwa di Kongres Lalu

Jatim.GenPI.co - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tak lepas tangan pasca peristiwa pecahnya kaca di salah satu sudut ruangan Gedung Islamic Center Surabaya, Selasa (23/3). Mereka mengaku siap bertanggung jawab.

"Ada kejadian kaca pecah di lokasi dan panitia siap bertanggung jawab," ujar Demisioner Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy di Gedung Negara Grahadi, Jumat (26/5). 

BACA JUGA: Kapolda Jatim Soal Kericuhan Kongres HMI: Buka Komunikasi

Arya menyebutkan, kejadian di lokasi Kongres XXXI HMI itu merupakan sebuah pertanda bahwa telah lahir calon pemimpin dari HMI. 

Ia menganalogikan seorang ibu yang melahirkan, peristiwa tersebut seolah konstraksi jelang kelahiran. 

"Seperti seorang ibu mau melahirkan, terjadi kontraksi. Kejadian di sela kongres lalu juga merupakan kontraksi sebelum lahir pemimpin besar," katanya. 

Saat ini, Kongres XXXI HMI telah melahirkan ketua umum baru, yaitu Raihan Ariatama. 

Sementara, Ketua Umum PB HMI terpilih, Raihan Ariatama meminta maaf kepada masyarakat Jatim atas ketidaknyamanan yang terjadi di sela arena.

"Ini murni karena situasi dan tidak ada maksud membuat kegaduhan. Dinamika itu penting, tapi tidak sampai membuat kerusakan di Jatim," katanya. 

Terkait enam peserta kongres yang diamankan pihak berwajib saat terjadi kericuhan, Raihan menyebut segera berkomunikasi dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta.

"Kalau memang harus ada bantuan hukum maka kami bantu secara hukum. Namun, kalau bisa didiskusikan secara kekeluargaan maka itu lebih bagus," ujarnya.

Pekerjaan rumah dalam waktu dekat yang harus diselesaikan yakni merukunkan kader internal. Untuk bersama-sama menjadikan organisasi menjadi lebih bermanfaat untuk bangsa Indonesia.

BACA JUGA: 1.135 Massa Beratribut HMI Datang ke Surabaya

"Kongres di Surabaya berlangsung sangat rukun dan guyub. Semoga hal tersebut menular ke internal kami," tutur dia. 

Kongres XXXI HMI dibuka pada 17 Maret 2021, dan dijadwalkan berakhir pada Senin (22/3), namun molor karena perselisihan pandangan dan alotnya pembahasan, bahkan kericuhan sempat terjadi di arena. (ant)