Jatim.GenPI.co - Beberapa hari terakhir cuaca di Surabaya begitu terik. Suhu juga terasa meningkat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda menyebut Kota Pahlawan baru saja melewati fase kulminasi, dan posisi matahari berada di sekitar equator.
Kulminasi merupakan keadaan di mana matahari berada di posisi tepat berada di atas garis katulistiwa.
Kondisi yang memungkinkan suhu udara juga meningkat daripada biasanya.
Selain adanya kulminasi, BMKG Kelas I Juanda menyebut, panas di Surabaya terjadi karena sedikitnya tutupan awan.
Kodisi tersebut yang menyebabkan beberapa wilayah Jatim sangat terik, panas, dan menyengat.
Fenomena tersebut nanti akan berangsur-angsur menghilang seiring bergeraknya posisi matahari ke belahan bumi selatan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengingatkan warga Kota Surabaya untuk menjaga agar tetap fit dengan fenomena cuaca yang cukup terik tersebut.
“Kalau terkait panas, jaga kondisi kesehatan tubuh saja dengan asupan gizi yang cukup. Minum air yang cukup. Jaga hidrasi tubuh,” katanya mengutip Ngopibareng.id, Sabtu (23/10).
Untuk saat ini, laporan prakiraan cuaca BMKG Kelas I Juanda, Sabtu (23/10) suhu maksimal di Kota Surabaya 35 derajat celcius. Namun suhu maksimal yang dirasakan di angka 43 derajat celcius.
Sedangkan di tiga Stasiun Meteorologi lain di Surabaya, yakni masing-masing Stasiun Meteorologi Perak I 37,9 derajat, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung perak 37,5 derajat, dan Stasiun Meteorologi Juanda 34,9 derajat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News