Jatim.GenPI.co - Komisi D DPRD Surabaya menyebut banyak penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) eks penderita kusta di Babat Jerawat dihuni oleh orang dari luar Kota Pahlawan.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Badru Tamam meminta pemerinah kota untuk melakukan pendataan ulang.
“Kami akan ke lokasi untuk mengecek kebenarannya,” ujarnya, Minggu (31/10).
Jika laporan tersebut benar, ia berharap dinas sosial untuk segera mengambil langkah, yakni memulangkannya ke daerah asal. “Terpenting, Dinsos harus mendata ulang," tegasnya.
Menurutnya, pendataan tersebut penting agar liponsos tidak dimanfaatkan oleh oknum penghuni untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Karena informasi yang diterima Tamam ada oknum penghuni yang mendapat bantuan ganda.
“Artinya di Liponsos Babat Jerawat ini dapat bantuan, di tempat lain juga menerima bantuan. Jadi mereka ini bergiliran tempatnya. Misalnya, dua hari ada di Mojokerto, dua hari kemudian balik ke Babat Jerawat (Surabaya),” bebernya.
Tamam mengingatkan, Dinsos Surabaya harus punya database rinci penghuni Liponsos eks Penderita Kusta di Babat Jerawat ini.
Selain itu, dirinya juga berharap Pemprov Jawa Timur ikut turun mendata penghuni Liponsos.
"Kalau mereka betul-betul layak untuk ditampung ya gak apa-apa karena memang fasilitas itu disediakan untuk penderita kusta. Tapi kalau dimanfaatkan untuk mencari keuntungan, ya ini sangat disayangkan,' tegasnya.
Liponsos memang tidak hanya dihuni warga yang pernah menderita kusta. Sebagian dari mereka ada anak dan istri (keluarga) yang sehat. Beberapa di antaranya memang lebih memilih tinggal.
“Masyarakat di daerah masih menganggap kusta adalah penyakit menjijikkan. Bahkan, tak sedikit anggota keluarga yang merasa malu dengan kehadiran penderita kusta lainnya,” katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News