Terungkap, ini Penyebab Banjir Bandang di Kota Batu

07 November 2021 22:00

GenPI.co Jatim - Badan Nasional Bencana (BNPB) mengugkapkan fakta baru temuan yag diduga sebagai penyebab banjir bandang di Kota Batu, Kamis (4/11).

BNPB menemukan adanya sejumlah titik longsor sepanjang tebing alur lembah sungai di kawasan hulu. Temuan tersebut berdasarkan pantauan dari udara.

Pengamatan menggunakan helikopter ditemukan enam alur lembah yang di setiap sisinya sangat terjal, tidak dilindungi vegetasi yang rapat, dan akar yang kuat.

BACA JUGA:  Kota Batu Banjir Bandang, BPBD Laporkan Korban Jiwa dan Hilang

Begitu hujan dengan intensitas tinggi turun, kondisi tersebut memicu longsor yang bisa membentuk bendungan alam yang menutup aliran air.

Bendungan tersebut jebol sesaat setelah mendapatkan guyuran air yang cukup intens dengan debit air yang cukup besar.

BACA JUGA:  Kota Batu Banjir Bandang, Puluhan Rumah Rusak Diterjang Material

"Pohon-pohon yang tumbang bisa terbawa material longsor," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya, Minggu (7/11).

Sementara hasil survei di bagian hilir, terdapat perkebunan yang melebar di sepanjang bantaran hingga tebing sungai.

BACA JUGA:  Dampak Banjir Bandang, Ratusan Warga Kota Malang Mengungsi

"Pengamatan dari udara tampak jelas perkebunan itu mengalami kerusakan seperti meleleh karena tergerus air hujan. Jenis vegetasi yang dibudidayakan juga tidak memiliki akar yang kuat mengikat tanah dan menyerap air," lanjutnya.

Muhari menjelaskan, tingginya debit air yang mengalir dari wulayah hulu membuat longsoran di tengah dan hilir menambah kontribusi sedimen.

"Sehingga, ketika sampai di permukiman warga, ketebalan lumpur menjadi sangat besar," imbuh dia.

Pihaknya pun memberikan beberapa rekomendasi, yakni mengingatkan adanya fenomena La Nina hingga Februari 2022, dan memperbaiki pohon-pohon yang telah longsor.

"Diperlukan adanya giat susur sungai dengan instansi yang berpengalaman seperti TNI, Polri, dan Basarnas," kata dia.

Kemudian, ia juga merekomendasikan untuk wilayah lereng tebing atau kawasan kebun agar ditanami jenis vegetasi yang keras dan berakar kuat.

Kondisi tersebut yang memungkinkan untuk mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsoran.

Muhari juga menyarankan pada lereng jalur lembah sungai sebaiknya tidak dipergunakan untuk perkebunan semusim.

Satu lagi, dirinya juga mengingatkan agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terutama saat hujan deras.

Terutama ketika hujan sangat deras secara menerus selama satu jam, dan jarak pandang hanya bisa 30 meter

"Masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan di daerah rendah sepanjang aliran sungai agar evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman," kata Mahuri. (jpnn/genpi)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM