121 Sekolah di probolinggo Mulai Coba PTM

Jatim.GenPI.co - Kabupaten Probolinggo mulai menerapkan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) kepada 121 sekolah di sana.

Meskipun begitu, pada pelaksanaannya nanti tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.

BACA JUGA: Situbondo Kini Punya IGD Terpadu di RSUD Asembagus

Rencana PTM kepada 121 lembaga pendidikan di Kabupaten Probolinggo itu denga rincian 72 sekolah dasar SD dan 49 sekolah menengah pertama (SMP).

Pada uji coba itu semua peserta didik tidak masuk semuanya hanya 30 persen dari total rombongan belajar.

"Berdasarkan hasil monitoring, evaluasi, dan kunjungan tentang pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka, alhamdulillah protokol kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi.

Menurutnya, semua guru dan siswa tertib menjalankan protokol kesehatan, mulai dari penggunaan masker, cuci tangan sampai jaga jarak, karena peserta didik hanya masuk 30 persen dari total satu rombongan belajarnya.

Selain itu ia mengatakan, ada beberapa pertimbangan utama lembaga melakukan uji coba PTM.

Pertama zona daerahnya sudah harus zona hijau, zona kuning juga memungkinkan karena sesuai dengan keputusan empat menteri boleh untuk dilakukan pembelajaran tatap muka.

"Kedua, yang tidak kalah pentingnya adalah kesiapan sekolah mulai dari ketersediaan sanitasi, sarana mencuci tangan, toilet yang bersih serta akses ke tempat pusat kegiatan belajar mudah," tuturnya.

Nantinya kegiatan uji coba PTM akan dievaluasi satu hingga dua minggu ke depan.

Sedangkan untuk pembukaan semua lembaga masih belum ada rencana karena sebentar lagi masuk bulan ramadan.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Segera Vaksinasi Pedagang Pasar Krempyeng

"Kalau hasil evaluasinya bagus, akan dinaikkan kapasitasnya menjadi 50 persen dari total peserta didik dalam satu rombelnya. Nanti akan banyak hal yang harus dipertimbangkan dan tidak serta merta kita langsung membuka," katanya.

Pada prinsipnya, lanjut dia, tergantung pada kesiapan sekolah yang prioritas utama tetap kesehatan dan keselamatan peserta didik, sehingga uji coba pembelajaran diterapkan pada 121 lembaga pendidikan saja. (ant)