GenPI.co Jatim - Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) yang lalu mengalami erupsi. Muntahan debu vulkanik membumbung tinggi, hingga meluluhlantakkan sejumlah desa pemukiman warga.
Saat erupsi terjadi, empat mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yakni M. Alwi Hussein, Eka Syamratul Fikriyah, Ajeng Tialin Natasya dan Putri Nurlailia tengah menjalankan kegiatan magang di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Wilayah itu memang salah satu lokasi terdampak erupsi gunung setinggi 3.676 mdpl. Namun, desa yang jadi basecamp mereka tak begitu parah menerima dampak.
Wilayah yang mereka huni juga jadi tempat pengungsian warga dari desa lain.
Para mahasiswa asal Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris mengalihkan kegiatan magang mereka ke program relawan.
"Kami bantu warga dan masyarakat, kami harus jadi relawan, ini penting dan untuk kemanusiaan," kata Eka Syamratul melalui keterangan tertulis, Senin (6/12).
Eka mengungkapkan, keadaan di lokasi saat ini begitu miris. Duka membanjiri kawasan Semeru. Warga saat ini masih was-was akan amukan susulan dari Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
"Semoga tidak terjadi erupsi lagi," ungkapnya.
Di lokasi pengungsian, tempat mereka menjadi relawan banyak bahan pokok yang dibutuhkan para pengungsi, seperti air bersih, makanan, pakaian dan lain sebagainya.
"Obat-obatan juga perlu, agar kondisi warga yang mengungsi bisa sehat dan masih banyak lagi," ujarnya.
Sedangkan untuk lansia dan anak-anak mereka berempat mengaku siap mengantar ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
Rekan sekelompok Eka, M. Alwi Hussein meminta kepada masyarakat Indonesia untuk memanjatkan doa agar tak ada lagi bencana alam di bumi pertiwi.
"Korban-korban yang masih belum ditemukan segera mendapat titik terang," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News