GenPI.co Jatim -
Pemkab Lumajang terus mematangkan rencana relokasi terhadap warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, rencana relokasi dilakukan terutama kepada warga yang rumahnya hancur dan tak bisa lagi ditempati.
"Masyarakat yang rumahnya hancur dan tidak bisa dihuni lagi akan dilakukan relokasi," ujar Thoriq, Rabu (8/12).
Beberapa rumah seperti di Dusun Curah Kobokan dan Desa Supiturang. Keduanya menjadi salah satu yang terparah terkena material vulkanik Gunung Semeru.
Thoriq mengaku tengah memetakan dan mencari lokasi yang tepat untuk relokasi rumah warga. Kemungkinan lahan yang dipakai yakni milik pemerintah daerah atau Perhutani.
Sementara untuk anggaran, Thoriq menyabut, pembangunan rumah warga di lokasi baru akan memakai pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kami sedang mencari titik-titik lahan yang dimiliki negara, baik itu Perhutani maupun lahan Pemda. Nanti dibangun (menggunakan) APBN," kata dia.
Thoriq mengungkapkan, pendataan juga dilakukan terhadap lahan pertanian yang rusak akibat letusan Gunung Semeru.
"Ini akan kami data dulu, mana yang bisa (dipergunakan lagi), mana yang tidak. Belum ada keputusan terkait itu," katanya.
Kecamatan Pronojiwo misalnya, dari 57 hektar lahan pertanian di lereng Gunung Semeru, sebanyak 20 hektar rusak. Lahan-lahan tersebut rusak parah.
Seperti diketahui, Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (8/12) pukul 16.00 WIB, sebanyak 39 orang dilaporkan meninggal dunia, 82 luka ringan dan 36 orang luka berat. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News