Drama Laporan Palsu Guru SD di Mojokerto Dirampok Terbongkar

23 Februari 2022 06:00

GenPI.co Jatim - Drama laporan palsu guru SD di Mojokerto terbongkar. Sri Wahyuliati Ningsih (42) mengaku habis kerampokan. Uang Rp150 juta raib.

Laporan tersebut dibuat Sri yang merupakan guru SD berstatus PNS asal Desa Jiken, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo di Polsek Ngoro Mojokerto.

Belakangan diketahui bahwa laporan tersebut hanyalah karangannya semata. Uang Rp150 juta yang merupakan titipan orang tuanya dari pesangon sebagai satpam sebuah BUMN di Sidoarjo ternyata habis digunakan.

BACA JUGA:  Oknum Polisi Pacar Mahasiswi Mojokerto Bunuh Diri Diberhentikan

Ceritanya, tiga tahun lalu Sri diminta orang tuanya untuk mendepositokan uang tersebut ke bank. Dengan maksud bunga depositonya bisa dinikmati setiap bulan.

Namun, tanpa sepengetahuan orang tua dan suami uang tersebut justru dipakainya untuk kebutuhan pribadinya.

BACA JUGA:  Guru SDN di Mojokerto Kaget Lihat Genting dan Plafon Ada Lubang

"Yang bersangkutan mengarang cerita telah dirampok karena ditanya orang tuanya masalah uang Rp150 juta yang pernah diberikan kepada dirinya," ujar Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengutip Ngopibareng.id, Selasa (22/2).

Andaru mengungkapkan yang bersangkutan membuat laporan palsu tersebut karena malu telah menghabiskan uang untuk kepentingan pribadi.

BACA JUGA:  Heboh, Air Sungai di Mojokerto ini Berwarna Merah

Pun demikian, Sri tak diproses hukum. Kedua orang tuanya telah memaafkannya.

"Kasus ini kami anggap sebagai sebuah pembelajaran berharga bagi yang bersangkutan. Terlebih lagi uang itu milik orang tuanya sendiri dan orang tuanya sudah memaafkan perbuatannya," kata Andaru.

Terbongkarnya drama laporan palsu tersebut dari hasil penyelidikan polisi dan pengakuannya.

Sri meminta maaf kepada Polsek Ngoro dan Polres Mojokerto karena telah membuat laporan perampokan palsu.

"Saya telah melaporkan ke Polsek Ngoro kejadian perampasan uang Rp150 juta. Padahal, kejadian itu tidak ada. Jadi, laporan saya di polsek itu palsu, tidak benar," kata Sri.

Sebelumnya, Sri melapor ke Polsek Ngoro, Mojokerto pada Senin (21/2), sekitar pukul 13.00 WIB.

Sri saat itu menyebutkan telah dirampok empat orang di Jalan Raya Desa Tanjangrono, Ngoro, Mojokerto. Tepatnya di Jembatan Tanjangrono sekitar pukul 11.45 WIB.

Keterangan Sri, pelaku mengendarai sepeda motor Honda Vario dan Yamaha RX King warna hitam. Dia mengalami perampokan usai mengajar di salah satu SDN di Kecamatan Ngoro.

Para perampok membawa kabur tas miliknya yang berisi uang Rp150 juta yang baru dicairkan dari Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari sekitar pukul 10.00-11.15 WIB.

Satreskrim Polres Mojokerto turun langsung menyelidiki kasus itu. Namun, ada kejanggalan. Pengecekan di kantor Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari terkuak fakta bahwa Sri tak pernah mencairkan uang Rp150 juta.

Bahkan, saldo di rekeningnya hanya sekitar Rp3 juta. Polisi menanyakan kembali ke Sri. Dia kemudian berubah lagi. Berdalih kehilangan tas berisi uang Rp500.000, kartu ATM dan SIM saat pulang mengajar.

Sejurus kemudian dia mendadak pingsan hingga dilarikan ke Rumah Sakit Dharma Husada, Ngoro.

Ternyata pingsan tersebut hanya pura-pura. Sri pun mengakui bahwa telah berbohong. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM