Jatim.GenPI.co - Tepat setahun Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana), Universitas Muhammadiyah Malang turun menangani Covid-19.
Berliku cerita, berbagai kisah menyertai aksi mereka membantu masyarakat yang kebingungan mencari informasi soal virus SARS ini.
BACA JUGA: Ranah Digital Belum Aman Bagi Perempuan
Saat awal Covid-19 diumumkan masuk ke tanah air, Maharesigana bergerak cepat dengan membuka call center. Bekerjasama dengan Rumah Sakit UMM, organisasi ini mencoba mengakomodir semua pertanyaan dari seluruh Indonesia.
“Sampai detik ini, sudah ada satu juta lebih orang yang mengakses," ujar Ketua Maharesigana UMM, Rindya Fery Indrawan dilansir dari website umm.ac.id.
"Setahun lalu, dalam satu hari kami bisa mengangkat telepon dan membalas WA sekitar 100-200 panggilan. Tantangannya luar biasa sekali saat itu,” katanya lagi.
Aksi tim Maharesigana UMM tak sampai disitu. Indra menjelaskan seluruh anggota turut membantu di rumah sakit, meski tidak semua relawan berasal dari kalangan medis.
Mereka turut berkontribusi pada proses suplai konsumsi tenaga medis, hingga skrining pasien. “Itu tantangan di awal melakukan penanganan Covid-19," lanjutnya.
Indra menerangkan, kegiatan Maharesigana tak hanya dilakukan di Rumah Sakit UMM. Mereka juga membantu Kecamatan Dau untuk melakukan edukasi, razia masker, dan pembagian sembako kepada orang-orang yang terdampak pandemi.
"Selain itu juga melakukan penggalangan dana,” tegasnya.
Bulan ini setahun berlalu, aksi Maharesigana UMM masih terus berlangsung. Kegiatan mitigasi Covid-19 masih menggunung.
BACA JUGA: Mahasiswi UNUSA Wakili Klibur Muslimah Timor Leste
Mulai skrining pengunjung rumah sakit, Poli Pinere, pemusaran jenazah hingga membantu menguburkan jenazah.
Pembina Maharesigana UMM, Zakarija Achmat menyampaikan pengalaman bersama Maharesina setahun ini merupakan hal terbaik yang dia alami. Kerja keras yang dilakukan timnya mampu menekan angka penularan Covid-19 di wilayah UMM. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News