PERIISAI Mengakomodir Kebutuhan Riset dan Publikasi

13 Maret 2021 09:00

Jatim.GenPI.co - Hastowohadi ingin semua orang bisa dengan mudah mengakses panduan riset dan publikasi.

Tahun 2017, bersama tiga koleganya, Sandy Ferdiansyah, Rahman, dan Inayatul Mukaromah mendirikan Komunitas Menulis Banyuwangi. 

BACA JUGA: Maharesigana, Sudah Setahun Ikut Bantu Penanganan Covid-19

Komunitas yang mewadahi para dosen-peneliti, akademisi, serta praktisi untuk saling belajar. Menghasilkan karya nyata di publikasi riset dan buku. 

Tahun 2021 komunitas ini berubah nama menjadi Perkumpulan Peneliti dan Penulis Ilmu Sosial Indonesia (PERIISAI). Hastowo menempati posisi direktur dalam komunitas tersebut. 

Hastowo yang juga Alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menceritakan awal mula terbentuknya komunitas ini. 

Saat itu ia tengah mengikuti seminar di Solo. Di tempat itu ia berkenalan dengan berkenalan dengan Prof. Handoyo Puji Widodo, dosen King Abdulaziz University, Jeddah, Saudi Arabia. 

Prof Handoyo lah yang memotivasi Hastowo untuk bisa menyediakan wadah bagi peneliti dan penulis untuk bisa menerbitkan artikel Scopus tak berbayar. 

“Prof Handoyo benar-benar menekankan bagaimana menerbitkan artikel Scopus tak berbayar. Dalam bahasa beliau, ini Scopus Syariah. Publikasi artikel Scopus yang tidak berbayar,” ujar Hastowo mengutip websit umm.ac.id. 

Sebagai seorang dosen, Hastowo memang ditarget agar menerbitkan artikelnya di jurnal internasional terindeks Scopus. “Padahal dosen juga punya banyak agenda lainnya yang harus dikerjakan secara seimbang," katanya. 

Namun tuntutan itu membuatnya semakin termotivasi. Kendati Hastowo menyadari pengetahuannya tentang riset dan penelitian sangat minim. 

Sadar akan kondisi tersebut, dia pun giat belajar dari satu seminar ke seminar lainnya. Tidak jarang, ia harus berhutang pada teman demi bisa mengikuti seminar tentang riset dan publikasi. 

Bahkan sewaktu berangkat ke Solo bertemu dengan Prof Handoyo itulah ia harus mengutang dan mengendari sepeda motor. "Saya nekat berangkat dengan sepeda motor sendirian ke Solo untuk ikut konferensi, padahal belum bayar," kata Staf pengajar di Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi itu. 

BACA JUGA: Ranah Digital Belum Aman Bagi Perempuan

Peran dan tangan dingin Prof Handoyo memiliki andil cukup besar atas berdirinya komunitas tersebut. 

“Jujur saya tidak menyangka akan ditunjuk sebagai direktur (PERIISAI). Namun, atas dukungan dari sesama founder dan juga Prof Handoyo, saya memberanikan diri untuk melaksanakan amanah itu,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif
PERIISAI   riset   publikasi   jurnal   Banyuwangi  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM