
"Karena kan ketentuan dari Kemendag nomor 3 tahun 2022, yakni harga eceran tertinggi Rp14 ribu," jelasnya.
Fauzie tak menampik jika ketersedian stok minyak goreng sampai saat ini masih langkah.
"Kami kemarin rapat koordinasi teman-teman distributor, mereka mengakui barang tidak ada di tempat, tapi bukan mereka menimbun atau menyimpan," terangnya.
BACA JUGA: 5 Manfaat Dahsyat Minyak Kemiri, Nomor 4 Buat Wanita Pede
Kelangkahan minyak goreng, kata dia, dikarenakan adanya permasalahan pada mekanisme distribusi.
"Distribusi dari produsen ke ritel ke teman-teman itu memang masih berhenti," ungkapnya.
BACA JUGA: Warga Pamekasan Borong Minyak Murah, Khawatir Stok Habis, OMG!
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Anas Karno menjelaskan, pertemuan dengan jajaran Dinkopumdag dan Kepala Bagian Perekonomian Pemkot Surabaya untuk membahas mekanisme penanganan kelangkahan minyak goreng.
"Sudah dilakukan operasi pasar di setiap kelurahan. Kemudian, juga untuk mengetahui stok di masing-masing distributor minyak goreng masih ada atau tidak," jelasnya.
BACA JUGA: Minyak Goreng di Toko Ritel Malang Diserbu, Stok Rak Menipis
Politisi PDIP tersebut berharap, Pemkot Surabaya bisa segera membuat pemetaan setiap lokasi untuk memudahkan penanganan maupun pelaksanaan operasi pasar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News