Ujian Bertubi-tubi, Perajin Kripik Tempe Malang Tak Berdaya

Ujian Bertubi-tubi, Perajin Kripik Tempe Malang Tak Berdaya - GenPI.co JATIM
Perajin Tempe Malang harus gigit jari di tengah harga komoditas yang tidak pasti (Foto: M. Ubaidillah/genpi.co jatim)

GenPI.co Jatim - Perajin Kripik Tempe Malang bak jatuh tertimpa tangga. Belum selesai persoalan minyak goreng, kini dihadapkan mahalnya harga kedelai.

Kenaikan harga beberapa pekan terakhi membuat para perajin kripik tempe mengalami dampak yang luar biasa.

Salah satu produsen tempe di Sanan Kota Malang Ahmad Subchan mengatakan, tingginya harga kedelai dan langkanya minyak goreng mengakibatkan produksinya menurun.

BACA JUGA:  Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Menjerit, Omzetnya Anjlok

“Dampaknya luar biasa, kami kesulitan memproduksi tempe untuk kripik. Apalagi, saat ini kami juga dihadapi dengan minyak goreng yang langka,” ucap Subchan, pada GenPI.co Jatim, Selasa (22/2).

Subchan sangat tergantung dengan kedelai sebagai bahan baku membuat kripik tempe. Dia membutuhkan rata-rata 20 kilo dalam sehari.

BACA JUGA:  Momchips Kripik Sayur Produksi Petani Batu

Jumlah tersebut menurun sejak harga kedelai melambung tinggi. “Sekitar 10 kilo sekarang, karena kedelai mahal sampai Rp 14 ribu jadi kita harus memangkas banyak,” lanjutnya.

Dia khawatir apabila kondisi seperti ini berlarut akan berpengaruh pada pendapatannya.

BACA JUGA:  Perajin Tempe Malang Merana, Merugi Karena Kedelai Melambung

“Kebutuhan harian mungkin Rp 300 ribu untuk produksi tempe, belum lagi beli minyaknya,” pungkasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya