Kenaikan Harga Minyak Goreng Sumbang Inflasi di Kota Madiun

Kenaikan Harga Minyak Goreng Sumbang Inflasi di Kota Madiun - GenPI.co JATIM
Pekerja menggoreng kripik tempe di sentra industri tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (27/10/2021). Akibat naiknya harga minyak goreng curah yang berada di kisaran Rp170.000 per 15 kilogram dalam sebulan terakhir membuat pengusaha kripik tempe setempat terpaksa menaikkan harga jual rata-rata Rp2.000 per bungkus untuk mengurangi kerugian akibat pembengkakan biaya produksi. (ANTARA/Ari Bowo Sucipto/zk)

Jatim.GenPI.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mengungkapkan, kenaikan harga minyak goreng pengaruhi inflasi Bulan Oktober.

Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny menyebutkan, inflasi pada Oktober mencapai 0,09 persen.

Minyak goreng disebut memberikan andil 0,08 persen terhadap inflasi di Kota Madiun.

BACA JUGA:  Harga Tomat dan Daging Ayam Ras Naik, Jember Inflasi 0,04 Persen

"BPS mencatat kenaikan harga minyak goreng terjadi hingga 7,05 persen," ujarnya, Rabu (3/11).

Ia menduga, kenaikan tersebut dipicu langkanya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global.

BACA JUGA:  BPS Catat Inflasi Daerah di Jatim, Kota Madiun Terendah!

Kemudian juga tingginya harga minyak sawit mentah (CPO). "Kenaikan tidak hanya terjadi di Kota Madiun saja. Tapi juga wilayah Jawa Timur, bahkan nasional," kata dia.

Selain minyak gorang, komoditas lain yang juga memiliki andil inflasi pada lalu di Madiun yakni, daging ayam ras, sabun mandi, cabai rawit, cabai merah, dan rokok kretek filter.

BACA JUGA:  BPS Beberkan 5 Komoditas Terjadi Inflasi 0,11 Persen di Jember

"Angka inflasi di Kota Madiun lebih rendah dibanding inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,18 persen dan nasional 0,12 persen," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya