GenPI.co 
Jatim.GenPI.co - Remaja yang masih dalam proses pencarian jati diri menjadikan golongan yang paling rentan mengalami stres.
Fenomena itu dibahas dalam webinar series, bertajuk "Remaja Sehat Jika dan Berempati" yang digelar Fakultas Psikologi Unair.
BACA JUGA: Membuat Powerpoint Mudah dan Ringkas, Pakai Template
Guru besar Unair bidang Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Prof. Dr. Nurul Hartini, M.Kes., Psikolog, stres akan terjadi jika individu menilai stimulus (sesuatu yang hadir dan diterima, Red) sebagai hal yang membebani dan melebihi sumber daya atau kemampuannya.
Seorang individu dapat dikategorikan stres apabila dampak emosi, kognitif, maupun perilaku terus berlangsung selama lebih dari satu minggu.
Stres muncul akibat stressor atau tekanan dari dalam maupun luar diri. Tekanan itu dapat diakibatkan oleh aspek psikologi maupun filosofis.
“Sederhananya, jika kita merasa pintar matematika, lalu tiba-tiba dapat nilai 7 dan stres, itu stressor psikologis. Lalu jika kita anak guru matematika, lalu merasa berkewajiban mendapat nilai di atas 8, itu menjadi stressor filosofis,” jelas Ketua Kelompok Kajian Psikologi Positif Kontekstual itu mengutip dari laman Unair news, Senin (9/8).
Sementara itu, stressor eksternal muncul akibat sosial maupun lingkungan. Prof. Nurul menyoroti bagaimana situasi pandemi Covid-19 dapat menjadi stressor lingkungan melalui banyaknya berita kematian atau suara sirine ambulans.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
