
Kura-kura mengajak teman-teman satwa lainnya untuk berlindung di bawah meja. Sementara si monyet kabur bergelantungan dan terjatuh.
Monyet pun terluka. Setelah gempa reda, teman-temannya membantu merawat monyet yang terluka.
Dalam kisah dongeng yang diceritakan itu tersirat pesan untuk mengajak anak-anak mengenal mengenal slogan siap, siaga bencana. Siaga saat pengunguman tanda aktivitas gunung api meningkat. Semua dokumen penting disiapkan dalam tas khusus.
BACA JUGA: Komunitas Malang Tahes Club Kembali ke Pengungsian Gunung Semeru
“Sehingga ketika bencana menyiapkan diri dan selamat. Komunitas melakukan pendampingan kepada anak-anak yang berada di posko bencana bersama orang tua,” lanjutnya.
Melalui dongeng mereka menyelipkan pesan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan bencana gunung berapi, kebersihan diri dan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19.
BACA JUGA: KWT Patih Lima Hijau Ponorogo, Datangkan Cuan dari Hidroponik
Anak-anak juga diajak bermain dan bernyanyi, serta melupakan letusan Gunung Semeru yang menyebabkan traumatik.
Komunitas juga berbagi keceriaan dengan membagikan paket kudapan dan paket alat tulis. Agar mereka tetap belajar dan bermain selama pengungsian.
BACA JUGA: Sepeda Kita dan CRS Ajak Cyclist Ramaikan Ride Rapha Festive500
Anak-anak dan orang tua merespons positif dongeng tersebut. Mereka mengaku senang dan jarang mendapat cerita yang juga ada unsur edukasinya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News