Setahun kemudian, Tjandra memberanikan diri membuka outlet sendiri di Jalan Kawi Atas Nomor 24 Malang.
Tak hanya menjual kaos, dia membawa misi untuk melestarikan bahasa khas Malangan.
“Bentuk keprihatinan itulah yang kemudian saya tuangkan dalam kaos-kaos yang saya buat. Saya berharap meski Kota Malang sebagai kota pendidikan, akan tetapi akar budaya, khususnya bahasa Khas itu tidak hilang," bebernya.
BACA JUGA: Kenalkan Jolene, Boneka Pengukur Tingkat Kebisingan Buatan ITS
Selain itu, dia berharap kaus buatannya tersebut bisa menjadi alternatif oleh-oleh.
Saat ini usahanya terus berkembang. Tidak hanya sebatas kaus, ada juga sweater, jumper, jaket, syal, sarung bantal, tote bag, tatakan gelas, dan mug keramik.
BACA JUGA: UMKM Binaaan BRI ini Ubah Daun Pandan jadi Produk Menarik
Selain itu juga tersedia mug kaleng, hiasan dinding, sirup khas Malang, topi santai, gantungan kunci, dan magnet kulkas.
“Pelanggan atau pembelinya darimana saja? 75 persen berasal dari Jawa Barat atau Jabodetabek, 15 persen Kalimantan, dan 10 persen Jawa Timur," katanya.
BACA JUGA: Promosikan Kain Tenun, Pemkot Kediri Bawa Alatnya juga ke Jakarta
Tjandra menjelaskan, kaus produknya tersebut saat ini sudah meramah pasar digital. Dia juga menjual di marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News