Pakar Unair Ikut Komentari Penendang Sesajen Semeru, ini Katanya

Pakar Unair Ikut Komentari Penendang Sesajen Semeru, ini Katanya - GenPI.co JATIM
Salah satu lokasi pembuangan sesajen selain di Curah Kobokan. Foto: Ridho Abdullah/JPNN

"Waktu Bromo meletus mereka (masyarakat) sekitar menganggapnya hal tersebut merupakan dari teguran orang tua mereka, dalam hal ini Roro Anteng dan Joko Seger. Pada setiap Kasada selalu ada pengorbanan di kawahnya," ucapnya.

Nah, peristiwa di Gunung Bromo itu sama halnya di Gunung Semeru. Masyarakat di sana yang mempersembahkan sesajen.

"Senada juga terjadi di Semeru. Masyarakat lokal mempersembahkan sesajen kepada siapapun yang mereka percaya sebagai penguasa Semeru," jelasnya.

BACA JUGA:  Festival Panji Nusantara, Pamerkan Kejayaan Majapahit

Toetik menilai ritual tersebut sama halnya dengan upacara larung, bersih desa, hingga sedekah bumi.

Kegiatan ritual itu ditujukan sebagai cara masyarakat memohon dan mendapatkan kebaikan serta terhindar dari aspek amarah alam.

BACA JUGA:  Bupati Mojokerto Siap Beri Fasilitas Seniman, Mantap!

"Selalu ada sesajen untuk alam yang masyarakat lokal percaya bisa memberi rejeki, kemakmuran, ketenangan," ujarnya.

Toetik pun mempertanyakan apa yang telah diperbuat oleh pria dalam video viral tersebut. Menurutnya, tidak ada kesalahan dari apa yang telah dilakukan oleh masyarakat setempat.

BACA JUGA:  Haul ke-12 Gus Dur, Bupati Ipuk Teringat Kata-kata Inspirasinya

"Apa yang salah (peletakan sesajen)?Menurut saya tidak. Itu kepercayaan masyarakat. Soal kita punya kepercayaan lain ya monggo saja," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya