
"Kombinasi kekayaan kultur dan alam ini bisa menjadi modal luar biasa bagi Desa Ranupani untuk terus berkembang di masa depan," katanya.
Ia berpesan kepada warga desa untuk terus berinovasi dan adaptif terhadap berbagai tren yang saat ini berkembang. Sesuai dengan tujuan SDGs Desa ke-18 bahwa pembangunan desa harus bercirikan desa dinamis desa adaptif.
"Saya melihat saat ini ada sepeda gunung, ada alat pendakian, tenda, gamelan, rumah adat, tolong dijaga betul supaya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata dia.
BACA JUGA: Desa Suku Tengger di Probolinggo ini Layak jadi Contoh
Pun demikian, Gus Halim mengingatkan pembangunan desa harus dilaksanakan tanpa keluar dari akar budayanya.
"Mencintai Ranupani tanpa harus memiliki. Kita mencintai desa-desa di Indonesia, tapi kita memberikan ruang yang cukup untuk berkembang sesuai dengan kearifan lokal," ujarnya.
BACA JUGA: Perayaan Yadnya Kasada di Bromo Terbatas, Hanya Warga Tengger
Selain itu, Gus Halim juga meminta penguasaan bahasa asing diperlukan untuk menambah kemampuan berkomunikasi dengan wisatawan internasional. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News