
GenPI.co Jatim - Ritual bersih nagari dalam rangka memperingati HUT ke-816 Kabupaten Tulungagung berlangsung berbeda dari biasanya.
Perayaan tersebut digelar dengan pembatasan sosial untuk mencegah kerumunan masyarakat, termasuk tanpa arak-arakan.
Ya, sejumlah pembatasan ini dilakukan karena masih adanya pandemi Covid-19.
BACA JUGA: BPCB Jatim Dapat Temuan Baru Saat Ekskavasi Candi Songgoriti
Sebelum pandemi terjadi, ritual itu biasanya membuat para penonton berjubel ingin berebut bucengan di sesi purak tumpeng agung.
Buceng lanang dan buceng wadon yang berisi aneka hasil bumi serta makanan dan lauk-pauk dikemas menyerupai tumpeng besar tetap ada, meski berlangsung secara terbatas, sebagai syarat ritual bersih nagari.
BACA JUGA: Seleksi Cak dan Ning Surabaya Masuk Unjuk Bakat
Sayangnya, sepasang tumpeng besar yang diusung menggunakan dua pikap dan diiringi beberapa rombongan tokoh masyarakat serta perangkat berpakaian adat hanya dibawa secara simbolis.
Sepasang tumpeng tersebut dibawa dari depan kompleks pendopo kabupaten setempat menuju ke pendopo yang berjarak 100-an meter.
BACA JUGA: Festival Samin Ke-5, Bentuk Keberagaman Kabupaten Bojonegoro
"Perubahan atau pembatasan seremoni kegiatan ini dilakukan untuk mencegah kerumunan yang bisa memicu penularan Covid-19," kata Juru Bicara Pemkab Tulungagung Mugiyanto.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News