Dam Cluwuk, Peninggalan Belanda Berusia 90 Tahun yang Digali Lagi

Dam Cluwuk, Peninggalan Belanda Berusia 90 Tahun yang Digali Lagi - GenPI.co JATIM
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo didampingi staf melihat dari dekat kondisi bangunan dam Cluwok yang sebelumnya sempat terpendam dalam tanah, di Desa Bono, Tulungagung, Senin (22/3/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkab Tulungagung)

Jatim.GenPI.co - Dam Cluwok di Tulungagung sudah berusia 90 tahun. Saat ini dam itu tak lagi beroperasi. Bahkan, sebagian konstruksinya sudah terkubur. 

Sejarah mencatat, Dam Cluwok dibangun pada masa kolonial Belanda, sekitar Tahun 1931. Berfungsi untuk mengatasi banjir yang sering melanda Tulungagung wilayah (kecamatan) Boyolangu, Pakel dan Campurdarat.

BACA JUGA: Gajah Bolong Bojonegoro, Dua Kisah Dibalik Penamaannya

Sebagai tempat pertemuan air di lereng Gunung Wilis, Dam Cluwok memiliki peran penting mengendalikan banjir dan irigasi penduduk sekitar. 

Hanya saja tahun 1980-an dam ini tak lagi beroperasi. Permasalahan banjir yang semakin kompleks, membuat pemerintah Orde Baru kala itu memutuskan untuk menonaktifkan bendungan tersebut. 

Keberadaan Dam Tulungagung Gate atau Dam Majan yang terletak di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru yang telah beroperasi menggantikan peran Dam Cluwuk. 

Kerja Dam Majan dalam penanganan banjir juga dibantu jaringan irigasi Parit Agung yang mengalirkan air menuju laut selatan, melalui Bendung Niyama.

Setelah puluhan tahun non aktif, kini Pemkab Tulungagung berencana kembali mengangkat Dam Cluwok sebagai monumen pengairan. Penggalian bendungan yang telah terpendam sedalam tujuh meter pun dilakukan. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya