Petani di Tulungagung Kesusahan, Air dari Bendungan Menyusut

Petani di Tulungagung Kesusahan, Air dari Bendungan Menyusut - GenPI.co JATIM
Ilustrasi-jaringan irigasi pompanisasi dengan mengambil air Bengawan Solo (Foto: ANTARA)

Jatim.GenPI.co - Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Tulungagung Anang Pratistianto mengatakan, alokasi air untuk pertanian dari Bendungan Wlingi menyusut. 

Anang menyebut penurunan air yang mengalir melalui jaringan irigasi Lodoyo Tulungagung menurun sekitar 40 persen sebelum mencapai sawah-sawah petani.

BACA JUGA: Petani Jember Bisa Sedikit Lega Berasnya Segera Diserap Bulog

"Suplai air dari jaringan irigasi Lodagung ini volumenya rata-rata sekitar 11 ribu meter kubik. Namun sesampai di area persawahan Tulungagung hanya sekitar 6.600 meter kubik," ujar Anang, Jumat (12/3). 

Penyebabnya, kata dia, karena sebagian air meresap ke dalam tanah. Selain itu, adanya kerusakan saluran air, dan pengambilan air secara ilegal dalam jumlah banyak.

"Banyak pengambilan air untuk kepentingan usaha warga," kata dia.

DKPP Tulungagung sempat menyusuri, ditemukan sekurangnya 20 saluran untuk pengambilan air ilegal dalam skala besar. Hasil sidak paling banyak air yang mengalir itu diambil untuk perikanan, dan peternakan.

Dampak dari pengambilan air ilegal itu, petani di wilayah Kecamatan Kedungwaru dan Boyolangu sering kekurangan air, terutama pada musim tanam kedua dan ketiga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya