Pemerintah Disarankan Membuat Big Data Pangan

Pemerintah Disarankan Membuat Big Data Pangan - GenPI.co JATIM
Ilustrasi-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di Desa Tambakrejo Kecamatan Duduk Sampean Kabupaten Gresik Jawa Timur, Jumat (12/3/2021). ANTARA/HO-Kementerian Pertanian/aa. (Handout Kementerian Pertanian)

Jatim.GenPI.co - Pengamat Pertanian yang juga Ketua Umum DPN Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Satrio Damardjati meminta, pemerintah membangun big data pangan. 

Satrio menilai, big data pangan ini penting untuk mengatur distribusi pupuk dari hulu ke hilir. 

BACA JUGA: 3 Menteri Panen Raya di Gresik, Beri Pesan ke Petani

"Yang harus dilakukan pemerintah adalah membangun big data pangan nasional agar pupuk bersubsidi tepat sasaran, karena dari data itu mengatur hulu ke hilir. Supaya menekan mafia pangan dari kenaikan HET tersebut," ujar Satrio, Sabtu (13/3). 

Terlebih, kata dia, ada kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar Rp 300 hingga Rp 450 per kilogram. 

Satrio menyebut, kenaikan HET pupuk bersubsidi wajarl jika menguntungkan BUMN disektor pupuk, karena itu badan usaha milik negara yang harus untung.

Big data ini, menurutnya untuk mencegah terjadinya permainan di level mafia pangan. Sehingga naiknya HET pupuk bersubsidi tersebut tidak malah menguntungkan mafia pupuk. 

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, solusinya ada di segi pendataan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya