Faktanya, HPP Gabah di Situbondo Sudah Turun Karena Isu Impor

Faktanya, HPP Gabah di Situbondo Sudah Turun Karena Isu Impor - GenPI.co JATIM
Ilustrasi panen raya - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di Desa Tambakrejo Kecamatan Duduk Sampean Kabupaten Gresik Jawa Timur, Jumat (12/3/2021). ANTARA/HO-Kementerian Pertanian/aa. (Handout Kementerian Pertanian)

Jatim.GenPI.co - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Sitobondo Sentot Sugoyono mengakui gencarnya isu impor beras berdampak pada harga pokok penjualan (HPP) gabah di tingkat petani. 

Pihaknya, saat ini tengah disibukkan dengan upaya stabilisasi harga gabah. Padahal bulan ini Situbondo tengah panen raya. 

BACA JUGA: Banyuwangi Surplus Beras, Bupati Ipuk: Tak Perlu Impor

Beberapa pekan terakhir, katanya, ada kecenderungan pengusaha beras mulai memainkan harga gabah dengan cara membeli di bawah ketentuan HPP. 

"Kami mendengar harga gabah di tingkat petani Rp 3.600, padahal sesuai HPP harga gabah yang ditetapkan pemerintah itu Rp 4.200 per kilogram," ujar Sentot, Jumat (26/3). 

Selain isu impor beras, Sentot menyampaikan, masuknya gabah dari luar daerah, juga menjadi pemicu harga gabah lokal anjlok.

Sentot meminta pemerintah pusat mengkaji ulang kebijakan impor beras. Mengingat beras di daerahnya surplus 80 ribu ton setiap tahunnya. 

"Rencana pemerintah mengimpor beras mohon dipertimbangkan kembali, karena di daerah kami selalu surplus beras setiap tahunnya," kata dia. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya