
Sementara, Manager Pertanian dan Pengembangan ATP Suyadi mengatakan, nutrisi diberikan melalui air yang diberikan secara sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Dalam sehari bisa dilakukan sebanyak lima sampai 10 kali, sehingga dengan teknologi itu kita tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya," katanya.
Karena bekerja secara otomatis, dengan sistem ini bisa ditinggal untuk yang lain. Tinggal menyalakan mesin drip, dan sudah bisa mengaliri nutrisi ke media tanam.
BACA JUGA: Mahasiswa UB Ciptakan Baterai Mobil Listrik dari Tempurung Kelapa
Memungkinkan untuk menjaga nutrisi terpenuhi semuanya tanpa kelupaan. "Karena jika kita manual, maka kita masih menggunakan insting saja kapan tanaman membutuhkan nutrisi," tegasnya.
Suyadi mengeklaim, penggunaan sistem drip ini memberikan hasil maksimal pada tanaman melon.
BACA JUGA: Canggih, Mahasiswa UB Ciptakan Aplikasi Peta untuk Tuna Netra
"Hasil buahnya bisa lebih bagus dan ideal, sebab ketersediaan nutrisinya stabil. Karena jika nutrisinya tidak stabil, maka perkembangan buah melon tidak optimal, buah bisa pecah atau tingkat kemanisan akan rendah," katanya.
Tanaman melon menjadi premium, yang memiliki berat dan bentuk yang lebih bagus daripada konvensional.
BACA JUGA: BIOSCAP, Pupuk Buatan Mahasiswa UB yang Mampu Tekan Penyakit
Selain itu, penanaman dengan metode aeroponik juga mengalami pertumbuhan lebih cepat. Ini karena menggunakan pencahayaan dengan sinar LED yang lebih konstan dibandingkan sinar matahari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News