GenPI.co Jatim - Warga Bojonegoro, salah satunya Mubin Masduki tidak pusing untuk pakan ternak kambinya karena adanya onggok kedelai.
"Saya dan warga di sini kan menanam kedelai setahun sekali. Nah, onggok kedelai itu kami olah sendiri untuk kemudian menjadi pakan ternak. Biasanya saya tambah dengan E4 dan garam," kata Mubin mengutip dari laman Pemkab Bojonegoro, Sabtu (18/12).
Kandang milik Mubin tergolong sederhana. Kandang kayu di belakang rumahnya didesain panggung agar kambing tidak kotor.
Selain itu memudahkan memisahkan kotorannya dengan kambing peliharaannya.
"Soalnya kotoran akan dibawa ke sawah lagi untuk dijadikan pupuk," jelasnya.
Mubin mengatakan, kambing hasil peliharaannya biasanya dijual bukan ke pasar hewan. Melainkan langsung ke konsumen atau warga.
Mubin mencontohkan, dari sembilan ekor kambing, dua di antaranya sudah dipesan orang dan harganya Rp 3 juta per ekor. "Rencananya disembelih untuk aqiqah," terangnya.
Untuk harga kambing bervariasi. Bibit kambing dengan usia rata-rata lima bulan, biasanya Rp 1,2 juta, lalu empat bulan kemudian harga bisa naik mencapai Rp 2,3 juta.
"Tapi tergantung perawatan, kondisi kambing dan masa jualnya," katanya.
Mubin menjelaskan, beternak kambing sudah dilakukan sejak 2014 silam.
Sebelumnya, keluarga dan warga sekitar juga sudah ada yang beternak kambing tapi tidak banyak.
"Sekarang saya punya sembilan ekor kambing," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News