GenPI.co Jatim - Pandemi Covid-19 berdampak pada semua hal, seperti refokusing anggaran Kabupaten Malang untuk sejumlah Organisasi Pemerintah Daerah (OPD).
Salah satu OPD yang terdampak refokusing anggaran adalah Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP).
Pemerintah Kabupaten berupaya mencari bantuan untuk petani agar tetap produktif dan stabil.
Kepala DTPHP Kabupaten Malang Budiar Anwar menyatakan adanya pandemi masih memaksa pemerintah untuk menata ulang anggaran untuk penanganan pandemi. Meski keterbatasan anggaran, DTPHP tetap mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa anggaran maupun bibit.
"Masih ada refokusing, karena masalah Covid-19 masih ada. Anggaran kita dibatasi. diluar itu petani dibantu mencari solusi untuk tahun 2022 hortikultura mendapatkan bantuan pusat untuk petani padi, dan bawang merah untuk di ekspor," ujarnya kepada GenPI.co Jatim, Jumat (7/1)
Dia menilai bantuan pusat akan sedikit menyokong pertumbuhan petani agar mampu mendapat bibit unggul. Selain itu kelompok petani didorong untuk membuat Corporate sendiri agar mampu mandiri.
"Bantuan nanti bentuknya anggaran, petani juga harus bersiap diri. Belum tahu pasti berapa anggarannya karena sifatnya multiyears," kata Budiar.
Kelompok tani juga didorong menggunakan bibit Padi Hibrida unggul untuk menghasilkan hasil lebih berlipat yang dinilai mampu menghasilkan padi berkuantitas banyak dan berkualitas baik.
"Dari penggunaan padi yang baik itu, seperti tahun sebelumnya target kami yang dihasilkan 15 ton per hektar. Sementara luasan sawah baku ada 48 hektar. Dan capaian kemarin 14,8 ton," katanya.
Di tahun 2022, akan dilakukan penanaman lagi 50 kektar sawah baku yang tersebar tujuh kecamatan. Di sisi lain, Iklim masih menjadi tantangan tersendiri bagi petani. Sementara padi impor diupayakan bisa diminimalisir.
"Jadi jangan sampai impor luar mengganggu dari hasil padi kita," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News