Petani Tulungagung Lakukan Hal ini Untuk Mengatasi Hama Tikus

04 Juni 2021 06:30

Jatim.GenPI.co - Bibit tanaman padi petani di sejumlah wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur habis dimakan tikus.

Serangan hama tikus ini telah mengakibatkan puluhan hektare sawah gagal tanam.

BACA JUGA: Pemkab Bangkalan Bantu Kelompok Tani Budidaya Ikan Air Payau

Seperti terlihat di area persawahan Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Kamis (3/6) kemarin. Banyak lahan persaawahan yang dibiarkan.

Hal ini dikarenakan bibit padi yang dipersiapkan rusak lantaran dimakan kawanan tikus.

Alhasil kondisi itu membuat banyak petani merugi, kendati telah dipasang jebakan dan racun tikus.

Tapi serangan hama tikus terus terjadi dan seakan tiada habisnya.

"Sudah diracun dan banyak yang mati juga, tapi serangan hama nyatanya masih terus terjadi," tutur Muyati, salah seorang petani di Desa Ngranti.

Tak hanya di papan semai, tikus juga menyerang bibit padi yang sudah disiapkan di sawah untuk ditanam.

"Serangan merata di sawah-sawah petani daerah sini. Benih sudah disiapkan, tapi paginya sudah diacak-acak oleh tikus," tutur Mulyati.

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah serangan hama tikus, mulai dengan membenamkan bibit yang akan ditanam ke dalam lumpur, hingga menyewa penembak senapan angin untuk memburu tikus.

Namun, jumlah tikus di sawah sepertinya terlalu banyak. Kendati telah banyak yang dibunuh dengan jebakan racun maupun ditembak, tikus-tikus masih saja terus menyerang.

Tikus adalah binatang nocturnal yang aktif di malam hari. Mulyati mengaku menyewa dua penembak senapan angin untuk membunuh tikus itu.

Tikus ini pada malam hari biasanya sembunyi di sela batang padi.

"Kalau tidak ditembak begitu, benihnya akan habis sebelum didaut (dicabut dari papan semaian)," katanya.

Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Dinas Pertanian Tulungagung Gatot Rahayu mengakui serangan hama tikus menjadi momok klasik yang dihadapi petani setiap kali memasuki musim tanam.

Ia menyarankan wabah ini dihadapi dengan melakukan upaya pengendalian.

BACA JUGA: Varietas Suppadi Bantu Tingkatkan Panen Petani di Lumajang

Pengendalian harus dilakukan secara serempak dan bersama-sama, dengan cara gropyokan.

“Mumpung ini belum tanam semuanya, digropyok bersama-sama. Lubangnya digembor dengan air, nanti tikusnya keluar langsung dibunuh,” terang Gatot. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM