Petani di Tulungagung Kesusahan, Air dari Bendungan Menyusut

13 Maret 2021 07:30

Jatim.GenPI.co - Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Tulungagung Anang Pratistianto mengatakan, alokasi air untuk pertanian dari Bendungan Wlingi menyusut. 

Anang menyebut penurunan air yang mengalir melalui jaringan irigasi Lodoyo Tulungagung menurun sekitar 40 persen sebelum mencapai sawah-sawah petani.

BACA JUGA: Petani Jember Bisa Sedikit Lega Berasnya Segera Diserap Bulog

"Suplai air dari jaringan irigasi Lodagung ini volumenya rata-rata sekitar 11 ribu meter kubik. Namun sesampai di area persawahan Tulungagung hanya sekitar 6.600 meter kubik," ujar Anang, Jumat (12/3). 

Penyebabnya, kata dia, karena sebagian air meresap ke dalam tanah. Selain itu, adanya kerusakan saluran air, dan pengambilan air secara ilegal dalam jumlah banyak.

"Banyak pengambilan air untuk kepentingan usaha warga," kata dia.

DKPP Tulungagung sempat menyusuri, ditemukan sekurangnya 20 saluran untuk pengambilan air ilegal dalam skala besar. Hasil sidak paling banyak air yang mengalir itu diambil untuk perikanan, dan peternakan.

Dampak dari pengambilan air ilegal itu, petani di wilayah Kecamatan Kedungwaru dan Boyolangu sering kekurangan air, terutama pada musim tanam kedua dan ketiga.

BACA JUGA: Produksi Beras di Jatim 2021 Mencapai 5,71 Juta Ton

Kondisi ini membuat petani harus bergilir menyalurkan air ke sawah setiap 3-5 hari sekali. Padahal jika tidak ada pencurian, petanintak perlu menggilir jatah air irigasi.

“Karena kekurangan air, saluran pembuangan pun mereka bendung lagi. Padahal secara teori, saluran pembuangan tidak boleh didam,” tandasnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif
petani   Tulungagung   Wlingi   sawah   panen  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM