Jatim.GenPI.co - Inovasi bidang kuliner, khususnya sate terus berkembang. Momen inilah yang berhasil ditangkap pemilik budi daya jamur asal Bojonegoro dan sukses banjir cuan.
Dia adalah Prasetyo Handrianto, seorang pemilik budi daya jamur tiram yang juga seorang akademisi dan pengajar di Surabaya.
Jamur tiram hasil budi dayanya itu ternyata banyak yang memesan untuk dijadikan sebagai sate. Ya, saat ini sate tak hanya berasal dari daging ayam dan sapi, melainkan sate jamur juga.
Lokasi budi daya jamur tiram berada di desa paling ujung di Kecamatan Sugihwaras, atau sekitar satu setengah jam dari Kota Bojonegoro.
Ricko Agus Riswanda, salah satu karyawan Wahana Kampoeng Drenges (WKD), lokas budi daya jamur tiram mengatakan setiap pagi dan sore memanen jamur.
Alasannya, dua waktu itu paling tepat untuk memanen jamur tram.
Ricko mengatakan bisa memproduksi 5.000 lebih tusuk sate jamur.
"Satu porsi Rp10 ribu dapat 10 tusuk. Untuk omzet kurang lebih Rp5 sampai Rp20 juta," katanya mengutip dari laman Pemkab Bojonegoro, Minggu (24/10).
Rasanya yang legit dan tekstur kenyal dari jamur menjadi alasan banyaknya pembeli sate jamur ini.
Selain itu menikmati sate jamur, WKD juga memiliki beberapa fasilitas lain, yaitu outbond, kolam renang, spot foto, gerai oleh-oleh, serta kafetaria.
Masuk ke WKD tidak dipungut biaya. Kecuali jika pengunjung ingin berenang, dikenakan biaya Rp5 ribu.
"Sabtu Minggu pengunjung lebih banyak. Mulai dari Lamongan sampai Surabaya. Ada juga dari sekolah. Produk lainnya selain sate jamur ada balung kuwuk, keripik jamur, serta keripik pisang," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News