Jatim.GenPI.co - Petani porang dipusingkan dengan harganya yang terus turun dari tahun ke tahun.
Merosotnya harga porang tersebut membawa para petani porang tersebut wadul ke DPRD Jawa Timur. Berikut ini fakta tentang harga porang.
1. Harga merosot tajam
Mengutip laman Kominfo Jawa Timur yang diunggah pada Juli 2021 lalu, harga panen umbi porang sempat stabil di harga Rp 8.000 per kilogram pada 2020. Namun kini turun Rp 7.500 per kilogram pada pertengahan tahun.
2. Tidak seimbang dengan produksi
Harga porang yang terus turun disebut tidak seimbang dengan biaya produksi. Mulai ongkos tanam, perwatan, hingga panen tidak seimbang.
3. Disebabkan regulasi ekspor yang semakin sulit
Salah satu petani porang, Hartoyo saat melakukan rapat dengar pendapat di DPRD Jawa Timur mengungkapkan turunnya harga porang dikarenakan regulasi ekspor yang kian sulit.
"Hal ini tidak lepas dari persaingan perdagangan porang internasional, sebab beberapa negara juga sudah mulai membudidayakan porang seperti Myanmar, Thailand, atau Vietnam,” ujarnya mengutip dari laman Dinas Kominfo Jatim, Kamis (28/10).
4. Berharap Pemprov Jatim Turun Tagan
Hartoyo berharap ada langkah dari Pemprov Jatim untuk memperhatikan petani porang.
5. Dinas terkait harus turun tangan
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur Noer Seotjipto mengusulkan penataan ekosistem porang yang baik.
Pemprov Jawa Timur melalui dinas terkait seperti Disperindag, Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Jatim harus bisa menyejahterakan petani porang.
“Kalau ada pergub untuk porang, harusnya benar-benar membantu sejahterakan petani. Jangan sampai membuat petani porang kesusahan," kata Noer Seotjipto. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News