GenPI.co Jatim - Petani di Situbondo bakal merasakan pusing tujuh, lantaran harga pupuk yang meroket. Melihat hal ini, Bupati Situbondo, Karna Suswandi tidak tinggal diam.
Ia melakukan berbagai upaya mencari solusi atas melambungnya harga pupuk urea non-subsidi yang mencapai Rp 945.000 per kuintal.
Bupati Situbondo Karna Suswandi pada Rabu (10/11) yang lalu melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pertanian RI dan ditemui langsung Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.
"Jadi, kunjungan kerja kami ke Pak Wamentan menyampaikan beberapa usulan mengenai pupuk non-subsidi yang harganya naik sekitar Rp900 ribu per kuintal. Alhamdulillah Pak Wamentan mengapresiasi usulan kami," kata Bung Karna, sapaan bupati, Selasa (16/11) kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Situbondo menyampaikan agar pupuk yang disubsidi oleh pemerintah pusat menggunakan pola lama, yakni cukup satu jenis pupuk urea yang disubsidi.
"Alhamdulillah apa yang kami sampaikan mendapat sambutan baik. Kami mengusulkan beberapa hal, tapi fokus kami adalah bagaimana ke depan, pupuk bersubsidi ini bisa berjalan dengan baik," tuturnya.
Lanjutnya, saat ini pemerintah memberikan suksidi untuk semua jenis pupuk. Berbeda dengan dulu, dimana hanya jenis urea saja yang disubsidi.
"Namun demikian, penyerapannya hanya pada pupuk urea. Sedangkan pupuk lainnya sangat kecil. Ini menjadi percuma karena banyak masyarakat yang tidak membelinya," katanya.
Bung Karna berharap, subsidi pupuk kembali seperti pola lama karena ketergantungan para petani terhadap pupuk urea tinggi.
Sedangkan jenis lain tidak begitu diminati oleh para petani.
"Menurut kami pupuk urea saja yang disubsidi karena akan percuma juga saat pupuk jenis lainnya ikut disubsidi. Sebab, petani belinya hanya urea," ujarnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News