Petani Jeruk Kota Batu Naik Kelas, Keren!

09 Desember 2021 17:30

GenPI.co Jatim - Petani jeruk di Kota Batu bakal naik kelas, lantaran di sana dijadikan sebagai sentra pembibitan jeruk di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Meteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mematok target satu juta batang bibit, sehingga potensi ekspor buah jeruh bisa meningkat.

Didik Subiyanto, salah satu petani jeruk di Kota Batu mengatakan, sudah mengawali lebih dulu budi daya 30 ribu bibit jeruk di Desa Sumbergondo, Bumiaji, Kota Batu.

BACA JUGA:  Semeru Erupsi, Produksi Teh Masih Berjalan

Selain itu, dia juga mengembangkan bibit jeruk sebanyak 40 ribu di lahan seluas 3.000 meter persegi di Kelurahan Sisir milik Pemerintah Kota Batu.

Varietas jeruk yang dikembangkan yakni jeruk siam madu. Sehab, dia menilai komoditas jeruk tersebut memiliki potensi pasar yang cukup luas.

BACA JUGA:  Kebutuhan Pupuk Subsidi di 2 Daerah ini Habis, OMG

“Saya juga ada usaha pembibitan jeruk di Nongkojajar, Kabupaten Malang, rata-rata sistemnya kemitraan dengan para petani sekitar,” katanya.

Dia mengungkapkan saat ini sudah bukan waktunya untuk bersikukuh membangkitkan pertanian apel Batu. Sebab iklim yang dinilainya sudah tidak sesuai menjadikan komoditi apel Batu susah untuk menguntungkan para petani.

BACA JUGA:  Erupsi Gunung Semeru Lahan Perhutani Rusak, Kopi Paling Serius

“Untuk apel pohonnya rata-rata sudah tua berusia puluhan tahun, saya itu punya lahan apel dalam sekali panen modalnya Rp 45 juta tapi baliknya hanya Rp 18 juta, itu 350 pohon apel rugi,” ujarnya.

Dia membandingkan dengan pendapatannya dari budidaya jeruk. Seperti varietas jeruk siam madu. Misalnya satu pohon jeruk siam madu usia empat dapat menghasilkan 100 kilogram setiap tahunnya. Harganya per kilogram bisa tembus Rp 10 ribu.

“Apel Batu itu setiap pohon dalam waktu enam bulan hanya menghasilkan 20 kilogram saja, susah memang,” katanya.

Lalu modal yang dikeluarkan untuk memulai pembibitan jeruk memang tidak kecil. Untuk lahan yang di Kelurahan Sisir saja, dia mengeluarkan modal Rp 750 juta. Tetapi dia memprediksi dalam kurun waktu satu tahun kedepan akan balik modal.

“Setiap bibit pohon yang dijual sekitar Rp 30 ribu umur tujuh bulan yang sudah diberi mata tempel, sebelumnya dari bibit muda saya beli Rp 9 ribu di petani mitra lainnya, kemudian saya besarkan lagi,” ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM