Mengenal Duck Syndrome yang Biasa Banyak Dialami Milenial

25 Januari 2022 21:00

GenPI.co Jatim - Duck syndrome merupakan kondisi ketika seseorang terlihat baik-baik saja di depan khalayak ramai, padahal dalam dirinya sedang bergejolak.

Pakar Psikologi Unair Margaretha Rehulina mengungkapkan, sebenarnya istilah duck syndrome tidak digunakan untuk diagnosa klinis.

Istilah tersebut digunakan dalam terminologi untuk menjelaskan suatu fenomena populer. 

Margaretha menjelaskan, duck syndrome biasanya terjadi pada milienial yang sedang berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Ini akan menjadi masalah apabila yang ditampilkan berbeda dengan sebenarnya.

BACA JUGA:  Keren! 2.000 Petani Milenial Lahir di Malang

Dosen Fakultas Psikologi Unair itu membagi duck syondrome dalam tiga jenis.

1. Menipu diri demi terlihat sukses

BACA JUGA:  Keren, Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi untuk Down Syndrome

Biasanya, orang dengan tipe ini akan memerlihatkan kehidupan yang glamor, sukses dan bahagia di media sosial. Padahal yang terjadi sebenarnya sebaliknya. Orang tersebut harus berutang atau bekerja sangat keras.

Margaretha menyarankan untuk lebih jujur menerima diri sendiri. Bersyukur menerima keadaan adalah jalan terbaik. “Poinnya adalah menerima diri sendiri agar bisa menjadi pribadi yang otentik,” ujarnya mengutip laman resmi Unair, Selasa (25/1).

BACA JUGA:  Minat Milenial Berinvestasi Saham di Malang Semakin Banyak

2. Struggle alone

Ciri lain dari duck syndrome, yakni ingin terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya sedang mengalami banyak masalah.

Jenis yang satu ini paling berbahaya, karena terkait degan mood seperti depresi atau gangguan kecemasan.

Dia pun menyarankan untuk membantu mereka memahami persoalan yang sedang dihadapi. Margaretha mengajak orang dengan duck syndrome ini untuk tidak sungkan meminta bantuan.

“Kita hanya butuh minta bantuan kepada orang yang profesional atau keluarga untuk membantu persoalan yang dia alami. Jangan menutupi persoalan yang sedang dihadapi dan tidak apa-apa meminta bantuan orang lain,” ungkapnya.

3. Membandingkan diri dengan orang Lain

Duck syondrome yang satu ini memosisikan diri ingin terlihat sukses. Padahal yang dilakukannya sudah kewalahan karena telah melampui batas kemampuan.

Biasanya, orang dengan jenis ini membandingkan diri dengan sesuatu yang di luar kemampuannya sendiri. Berhentilah untuk membandingkan yang tidak realistis.

“Jadi, tipsnya adalah berusaha untuk bisa menerima kondisi dirinya dan berusaha membuat tujuan hidup yang lebih realistis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berhenti membandingkan diri dengan orang lain,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM