Jatim.GenPI.co - Olahraga pada lansia sangat penting untuk menjaga stamina dan menjaga kesehatan.
Dosen fisioterapi Universitas Airlangga (Unair) dr Arni Kusuma Dewi mengatakan, olahraga membantu meningkatkan sel pertahanan pada darah.
Olahraga, kata dia, mampu meningkatkan kadar endorphin (hormon senang) dan dapat menurunkan stres. Selain dapat menghambat produksi sitokin sebagai induktor alergi.
“Ini merupakan hasil penelitian yang baru, dengan olahraga ternyata kadar sitokin (zat kimia alergi) dalam tubuh menjadi turun. Sehingga baik melakukan olahraga bagi pengidap alergi tetapi dengan arahan dokter,” ujarnya mengutip dari laman resmi Unair.
Penelitian lainnya menyebutkan, olahraga sebelum vakasinasi baik untk mempecepat munculnya antibodi. Karenanya, Arni menyarankan untuk berolahraga dulu.
“Nah ini (olahraga) sebelum vaksin loh ya, bukan setelahnya. Jikalau setelah vaksin ya jangan melakukan olahraga,” pesannya.
Pundemikian, Arni menyebut, tidak semua jenis olahraga memberikan efek sama pada imunitas. Berikut beberapa olahraga menurut kelompoknya.
1. Low Intensity
Olahraga yang tergolong intensitas rendah adalah berjalan kaki. Tidak signifikan meningkatkan imunitas.
Namun bila dilakukan secara rutin misalkan setengah jam setiap harinya bisa meningkatkan imunitas signifikan.
Pastinya, kata Arni, tanda tubuh melakukan olahraga intensitas rendah salah satunya denyut jantung meningkat 40 hingga 54 persen.
2. Moderate Intensity
Detak jantung akan berdenyut antara 55 hingga 67 persen pada olahraga denga intensitas sedang. Salah satu olahraga dengan intensiats sedang yakni jalan cepat selama 30 hingga 60 menit dengan jeda istirahat.
Kemudian juga bersepeda atau sepak bola. Jeda waktu meningkatkan imunitas tubuh.
3. High Intensity
Olahraga dengan itensitas tinggi yakni maraton, hiking, dan tenis tunggal tanpa disertai istirahat atau jeda. Aktivitas ini tidak dianjurkan bagi pemula dan lansia.
Karena bsia menyebabkan peningkatan hormon stres dan penurunan imunitas. Denyut jantung meningkat 70 persen, yang membuat seseorang sulit untuk berkomunikasi.
“Lebih disarankan untuk melakukan aktivitas moderate intensity, karena ada jeda istirahatnya dan panjang durasinya daripada olahraga dengan intensitas yang rendah,” katanya.
Namun bila memiliki penyakit kronis sebaiknya melakukan aktivitas dengan intensitas yang rendah saja. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News