Harga Pupuk Mahal, Petani Jatim Pilih Organik

22 Mei 2022 06:30

GenPI.co Jatim - Sejumlah petani di Jawa Timur menggunakan pupuk organik sebagai antisipasi terbatasnya kuota pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk non-subsidi.

Halid salah satu petani asal Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambah, Gresik memilik menggunakan pupuk organik dengan membuatnya daru kotoran sapi.

Caranya, kotoran sapi itu diracik dicampur dengan arang sekam, jerami, dedaunan, air secukupnya dan lima sendok makan gula pasir dan EM4.

BACA JUGA:  Achmad Yurianto Wafat, Tetangga Sebut Mendiang Sederhana

"Pupuk alami ini bagus juga buat tanaman, dan hasil tanamannya juga bagus," kata Halid, Sabtu (21/5) kemarin.

Halid mengaku belajar secara otodidak untuk membuat pupuk alami ini.

BACA JUGA:  RSUD Trenggalek Siapkan 3 Ruangan Isolasi, Antisipasi Hepatitis

Dia mengatakan, membuat pupuk organik dilakukan karena keterbatasan pemerintah mencukupi kuota pupuk

"Mau tidak mau harus bikin pupuk alami, karena mau beli pupuk non-organik mahal. Meski terkadang kalau ada uang, saya coba beli pupuk cair untuk membedakan hasil tanaman," katanya.

BACA JUGA:  Panitia Porprov Jatim Puji Setinggi Langit Tuan Rumah Situbondo

Dia menjelaskan, pupuk buatannya mampu membuat kesuburan tanah dalam waktu lama, sehingga tanaman bisa tumbuh subur dan berbuah lebat.

Selain itu, kata dia, pupuk organik juga ramah lingkungan, mampu meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang ada di dalam tanah, dan mampu meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.

"Tapi memang kalau dibandingkan dengan pupuk botolan masih kalah, karena yang botolan sudah ada anti hama, walaupun organik ya memang tidak merusak lingkungan," ujarnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM