GenPI.co Jatim - Petani di Jember meminta tambahan pasokan pupuk urea dan NPK subsidi karena serapan kedua jenis pupuk tersebut tinggi.
Permintaan petani menambah stok dua jenis pupuk bersubsidi itu ditambah karena selisih harga pupuk nonsubsidi di pasar setempat cukup besar, yakni mencapai enam kali lipat.
"Kami berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat mencukupi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2022, khususnya untuk pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK," kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro, Sabtu (28/5) kemarin.
Menurut dia, petani sangat membutuhkan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanamannya karena saat ini harga pupuk nonsubsidi di pasaran mahal.
"Pupuk urea tahun lalu selisih harga antara subsidi dan nonsubsidi hanya dua kali lipat, sekarang selisihnya bisa mencapai lima hingga enam kali lipat," tuturnya.
Sebagai perbandingan, harga pupuk urea subsidi sebesar Rp2.250 per kilogram, sedangkan nonsubsidi mencapai Rp10-12 ribu per kilogram di tingkat kios.
Dia mengatakan, kebutuhan dalam e-RDKK pupuk urea Jember sebesar 73.635 ton, sementara alokasi yang diterima sekitar 59.856 ton atau sebesar 81 persen dari usulan.
Kemudian untuk kebutuhan pupuk NPK dalam e-RDKK sebesar 77.827 ton, sedangkan alokasi yang diterima sekitar 26.850 ton atau 34 persen dari usulan.
Sementara Ketua Asosiasi Distributor Jember Hari Purnomo mengatakan, pihaknya menyambut baik terbitnya surat permohonan tambahan alokasi pupuk subsidi dari Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Jember Nomor 521 pada 17 Mei 2022 kepada Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.
"Realisasi penebusan pupuk bersubsidi distributor di Jember sendiri sampai dengan 25 Mei 2022 sudah tinggi," kata Hari yang juga Ketua KUD Duta Niaga," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News