Jatim.GenPI.co - Gubernur Khofifah Indar Parawansa sadar wilayahnya berada di bawah bayang-bayang gelombang Covid-19.
Sejumlah negara sudah mengalaminya lebih dulu. Peningkatan angka pasien terinfeksi virus corona meningkat tajam.
BACA JUGA: Hayo, Jangan Nekat Mudik, Karantina 5 Hari, Pakai Uang Sendiri
“Fenomena itu dikenal disebut gelombang ketiga Covid-19,” ujar Khofifah, Rabu (21/4).
Mantan menteri sosial itu menduga, peningkatan pasien Covid-19 di wilayahnya dipicu oleh banyaknya masyarakat telah mengabaikan protokol kesehatan.
Karenanya, ia mengaku tak ingin mementum mudik Lebaran 2021 menjadi pemicu gelombang ketiga Covid-19 di Jawa Timur.
Berbagai langkah pencegahan mulai dari larangan mudik hingga ancaman karantina mandiri 5x24 jam disiapkan.
“Mengikuti peraturan itu, kalau ada yang nekat mudik, akan kami karantina 5x24 jam dan biaya karantina ditanggung sendiri,” kata Khofifah
Selain itu, penyekatan pengetatan di wilayah perbatasan juga dilakukan. Ada tujuh titik perbatasan Jatim, yakni, Tuban - Rembang, Bojonegoro - Cepu, Ngawi Mantingan - Sragen, Magetan - Karanganyar, Ponorogo - Wonogiri, Pacitan - Wonogiri, dan Pelabuhan Ketapang - Banyuwangi.
Selain itu, pos pantau terpadu juga akan didirikan di 20 titik batas kota/kabupaten guna memeriksa pergerakan masyarakat yang mudik pada 6-17 Mei 2021.
BACA JUGA: Salah Kaprah Mudik Aglomerasi, Cek Sebelum Disuruh Putar Balik
Pos pantau terpadu akan dibangun di perbatasan Sidoarjo - Pasuruan, Mojokerto - Sidoarjo, Pasuruan - Probolinggo, Probolinggo - Situbondo, Pasuruan - Malang, Malang - Lumajang, Situbondo - Banyuwangi.
Lalu, Jember - Lumajang, Nganjuk - Jombang, Jombang - Mojokerto, Blitar -Kediri, Kediri - Malang, Bojonegoro - Tuban, Ngawi - Madiun, Madiun - Magetan, Madura sisi utara, Madura sisi selatan, Pintu masuk Tol Ngawi dan Pintu masuk Tol Probolinggo. (jpnn/genpi)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News