GenPI.co Jatim - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya memastikan seluruh peserta 'Menari Remo Massal' dibebaskan tidak membatasi setelah yang digunakan saat mengikuti acara tersebut.
Peserta tak harus menggunakan pakaian yang biasa digunakan para penari remo saat pentas.
Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh menyadari, mencari setelan pakaian maupun aksesoris penari remo bukan perkara mudah, orang tua siswa bakal kesulitan dan melayangkan protes.
"Saya juga mohon maaf ke orang tua siswa, saya juga sudah evaluasi sebelum hari pelaksanaan terkait kendala-kendala dan mencari solusi," kata Yusuf di Gedung Eks Humas Pemkot Surabaya, Kamis (15/12).
Di samping itu, dia juga melihat, banyaknya jumlah peserta yang mengikuti tari remo massal pada Minggu (17/12) yang terdiri dari pelajar SD-SMP dan sanggar tari di Surabaya.
"Makanya kami sampaikan ke sekolah tidak harus seragam atau mengacu tari remo. Saya yakin satu Surabaya dengan antusias sekolah, teman-teman guru tidak mungkin cari seragam. Remo (pesertanya, red) 65 ribu," ungkapnya.
Yusuf Masruh menjelaskan, peserta bebas mengganti aksesori yang dibutuhkan saat mengikuti acara tersebut.
Dia menyontohkan, udeng yang biasa digunakan penari remo bisa diganti dengan hasduk pramuka maupun topi.
Selain itu, setelan baju penari remo bisa digantikan pakaian seragam sekolah.
"Bagaimana anak-anak kreatif memanfaatkan keseragaman yang tidak sama menjadi kebersamaan," jelasnya.
Sementara, acara yang ditargetkan mampu memecahkan rekor muri bakal digelar di sejumlah lokasi Kota Pahlawan, seperti Jembatan Merah, Jembatan Suroboyo, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, dan Halaman Balai Kota.
Kemudian, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se-Kota Surabaya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News