Jatim.GenPI.co - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan potensi gempa magnitudo 8,7 dan tsunami Jawa Timur hingga 29 meter.
Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo menilai memang sebaiknya hal itu diketahui sejak awal.
BACA JUGA: Gawat, Bila Prediksi BMKG Terjadi Bisa Picu Gempa di Darat
Amien mengingatkan tsunami pernah melanda di pantai Selatan Jawa Timur sebanyak tiga kali di tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata waktu tempuh air saat tsunami untuk bisa sampai ke daratan antara 20-25 menit.
Artinya hanya ada waktu sekitar 20 menit untuk masyarakat di pesisir menuju tempat lebih tinggi menyelematkan diri.
Melihat hal tersebut, Amien menyarankan memakai rumus 20-20-20 untuk memitigasi bencana tsunami.
“Penting edukasi terkait mitigasi yang dikenal dengan semboyan 20-20-20,” ujarnya mengutip laman ITS.
Semboyan 20-20-20 yang dimaksud yakni saat terasa gempa 20 detik, tanpa menunggu air surut, segera menuju ke tempat tinggi.
Carilah tempat dengan ketinggiann minimal 20 meter untuk perlindungan. Pertimbangan lainnya karena waktu yang singkat hanya 20 meter.
Ahli gempa itu menilai sudah saatnya edukasi ditingkatkan. BMKG, kata Amien, sepertinya juga ingin masyarakt lebih waspada.
“Harus semakin tinggi kewaspadaan kita, jika Jawa Timur berpotensi alami gempa sampai kekuatan magnitudo 8,7,” katanya.
BACA JUGA: 33 Siswa Penghafal Kitab Suci Mendaftar PPDB Surabaya Jenjang SMP
Peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) ITS mengimbau masyarakat tak perlu panik dan cemas. Saat ini terpenting menambah kehati-hatian dan menciptakan infrastruktur layak gempa.
“Tak terkecuali pemerintah harus mengupayakan sosialisasi terkait mitigasi, bukan lagi hanya pada wilayah kategori rawan bencana, tetapi seluruh daerah,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News