Tak Semua Sapi Kena Antraks, Pemkab Tulungagung Sudah Uji Sampel

08 Juni 2021 13:30

Jatim.GenPI.co - Proses produksi dan penjualan susu sapi dari kandang-kandang peternakan warga di Desa Sidomulyo, Tulungagung, yang teridentifikasi kasus antraks tetap berjalan.

Hal ini karena hasil susu tersebut dari sapi-sapi yang sehat.

BACA JUGA:  Sapi Mati Anthrax Dibilang Disantet, Tulungagung Gerak Cepat

"Untuk distribusi keluar masuk ternak sapi atau kambing dari Desa Sidomulyo ini untuk sementara tidak ditutup," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di sela kunjungan kerja memantau desa percontohan PKK di Desa Sobontoro, Tulungagung, Senin (7/6) kemarin.

Meskipun dilakukan penutupan akses keluar semua ternak sapi maupun kambing, Maryoto menyatakan produksi susu sapi tidak dilakukan pencegahan.

Peternak tetap diperbolehkan beraktivitas memerah susu sapi seperti biasanya dan menjual ke pengepul.

"Kita sudah melakukan sampling. Skrining terhadap 44 ternak sapi hidup dan hasilnya negatif (antraks). Jadi, praktis produksi tetap bisa. Tidak masalah karena sapinya sehat," ujarnya.

Soal jaminan kesehatan susu yang didistribusikan untuk diolah ulang atau berpotensi dikonsumsi langsung oleh manusia, Maryoto bersikukuh bahwa proteksi dilakukan secara ketat melalui posko terpadu di lokasi. “Pemeriksaan terus dilakukan," katanya.

Maryoto menyebut, jika ada penghentian produksi susu sapi, hanya diberlakukan pada kandang yang terdapat kasus sapi mati karena antraks.

"Terkecuali itu (kandang yang ada kasus ternak sapi mati akibat antraks," ujarnya.

Senada dengan bupati, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Mulyanto menyampaikan kasus antraks hanya (baru) ditemukan pada kasus kematian ternak sapi yang terakhir (ke-26 dari 26 kasus kematian yang dilaporkan).

Sampel pada ternak sapi yang mati memang hanya diambil hanya pada satu ternak yang mati terakhir saat tim dari Kementerian Pertanian dan Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta turun ke lokasi melakukan pemeriksaan.

Sementara pada 25 ternak sapi yang mati terdahulu tidak dilakukan pengambilan sampel dengan alasan bangkainya sudah tidak ada.

"Proses lockdown ini berlaku selama 20 hari. Dan selama pembatasan itu petugas kita yang ada di posko, pengobatan terus dilakukan dan setiap kandang diinspeksi petugas kita," katanya.

Ia menjamin produksi susu aman, selama kondisi sapi-sapi juga sehat sehingga diperbolehkan untuk dikirim ke luar, ke pedagang maupun konsumen," kata Mulyanto.

Jumlah ternak sapi di Desa Sidomulyo diperkirakan mencapai 1.600-an ekor yang tersebar di sekitar 400 lebih kandang. Hampir setiap keluarga (KK) di daerah ini memiliki ternak sapi, terutama untuk jenis sapi perah.

BACA JUGA: Ternak Sapi Mati di Tulungagung Karena Hal ini, Bukan Guna-guna

Wabah antraks diduga mulai menyerang ternak sapi di desa ini sejak bulan Ramadan lalu (1442 H). Sejumlah ternak sapi mendadak mati, dalam tempo cepat.

Kematian ternak sapi secara beruntun hingga 25 ekor hingga pascaLebaran itu kemudian memantik rumor adanya indikasi guna-guna (santet). (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM